Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Negara Berkembang Tulari Negara Maju

Deutsche Bank AG dan Nomura International Plc. meyakini pasar negara berkembang belum cukup kuat menghadapi dinginnya keadaan ekonomi dunia. Saham negara berkembang mengawali permulaan tahun yang buruk selama 5 hari, sehingga meningkatkan kekhawatiran pasar bahwa kawasan ini yang semula menjadi pendorong pertumbuhan global justru terseret jatuh.
Risikonya adalah bahwa pertumbuhan yang melambat dan sell-off  akan semakin dalam pada negara-negara besar, seperti China yang mempengaruhi pasar keuangan negara-negara industri. /bisnis.com
Risikonya adalah bahwa pertumbuhan yang melambat dan sell-off akan semakin dalam pada negara-negara besar, seperti China yang mempengaruhi pasar keuangan negara-negara industri. /bisnis.com

Bisnis.com, LONDON - Deutsche Bank AG dan Nomura International Plc. meyakini pasar negara berkembang belum cukup kuat menghadapi dinginnya keadaan ekonomi dunia.

Saham negara berkembang mengawali permulaan tahun yang buruk selama 5 hari, sehingga meningkatkan kekhawatiran pasar bahwa kawasan ini yang semula menjadi pendorong pertumbuhan global justru terseret jatuh.

“Kami melihat seminggu terakhir lebih banyak peringatan, tentang apa yang terjadi akan menular ke luar negeri yang berbasis di luar pasar negara berkembang,” ujar Jacques Cailloux, Kepala Ekonom Eropa Nomura di London, Selasa (28/1/2014).

Terdapat keyakinan bahwa akan ada keterbatasan beberapa negara atas ketidak seimbangan ekonomi seperti Turki dan Argentina yang mendapat sedikit dukungan dari luar negeri dibandingkan dengan negara maju yang mendapatkan sumber pertumbuhan domestik serta dukungan dari bank sentral masing-masing.

Risikonya adalah bahwa pertumbuhan yang melambat dan sell-off  akan semakin dalam pada negara-negara besar, seperti China yang mempengaruhi pasar keuangan negara-negara industri serta merebut permintaan ekspor dan komoditas.

Indeks MSCI Emerging Markets turun 7,1% sejak 31 Desember, dibandingkan dengan penurunan 3,4% pada MSCI World Index.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, volatilitas ekuitas negara berkembang melonjak dalam 2 tahun ke level tertinggi pada pekan lalu di tengah aksi jual mata uang negara kawasan, dengan indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange Emerging Markets ETF naik 40% menjadi 28,26.

“Sebuah krisis pasar negara berkembang yang meluas hari ini akan bercabang mempengaruhi pertumbuhan di seluruh dunia,” ujar Michala Marcussen, Kepala Ekonomi Global pada Societe Generale SA.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper