Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Tapering, Harga Emas Berpotensi Tertekan Kendati Rebound

Harga emas tercatat rebound ke level US$1.196 per troy ounce hingga siang ini, Jumat (20/12/2013). Pada Jumat pagi, harga emas yang tertekan mendekati level terendah tahun ini pada US$1.180 mengundang aksi bargain hunting dan short covering.
Ringkasan buat kamu
  • Senat AS telah meloloskan RUU pagu utang untuk mencegah gagal bayar. Jika disetujui DPR, ini akan menjaga stabilitas ekonomi global.
  • Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I tahun 2025 tercatat hanya sebesar 4,87%. Angka ini menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti inflasi, kebijakan pemerintah, dan kondisi global yang tidak menentu.
  • Pada 5 Mei 2025, harga pangan berubah cukup drastis. Beras dan minyak jadi lebih murah, jadi konsumen senang, tapi harga cabai rawit malah naik tinggi. Ini pasti bakal bikin orang-orang berpikir ulang tentang cara belanja mereka, terutama untuk kebutuhan sehari-hari.

* Informasi ini dibuat dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas tercatat rebound ke level US$1.196 per troy ounce hingga siang ini, Jumat (20/12/2013).

Pada Jumat pagi, harga emas yang tertekan mendekati level terendah tahun ini pada US$1.180 mengundang aksi bargain hunting dan short covering.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dengan kondisi itu, berpeluang mendorong harga emas rebound.

Harga emas untuk pengiriman Februari tercatat naik 0,19% menjadi US$1.195,90 per troy ounce (Rp470.816,20 per gram) di Commodity Exchange, New York. Adapun emas spot tercatat naik 0,68% menjadi US$1.196,77 (Rp471.158,70 per gram) pada jam 12:43 WIB.

“Harga emas memang berpotensi rebound. Tapi selama tidak melampaui resisten US$1.203, harga bisa kembali tertekan ke area US$1.180,” kata Ariston. Dia menambahkan pergerakan di atas US$1.203 akan membuka peluang penguatan ke area US$1.212.

Hari ini, selain efek pengurangan stimulus moneter Bank Sentral AS (tapering off) penggerak pasar lainnya adalah data produk domestik bruto (GDP) final kuartal III/2013 AS. Data GDP ini, kata Ariston, menunjukkan gambaran kesehatan ekonomi AS.

"Bila data di bawah prediksi 3,6%, dollar AS bisa tertekan dan mungkin bisa sedikit mendorong naik harga emas," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper