Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan nilai tukar rupiah pada pekan terakhir ini diperkirakan terus berlanjut bahkan semakin parah pada tahun depan.
Analis Megagrowth Futures Wahyu Laksono menilai pelemahan rupiah itu terjadi seiring tidak kondusifnya fundamental dalam negeri serta menanti kepastian pemangkasan stimulus AS.
“Current account deficit serta GDP Indonesia masih lemah. Ditambah lagi masalah buruh dan pemilu, serta kelanjutan pemangkasan stimulus AS bisa menekan rupiah lebih dalam pada 2014. Rp16.000 per dolar AS is not impossible jika kondisi dalam negeri masih terus tertekan hingga tahun depan,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (29/11/2013).
Adapun pada hari ini, rupiah di pasar spot terpantau menguat 0,96% ke level Rp11.903 pada pukul 12.58 WIB. Namun, dia memperkirakan penguatan rupiah itu hanya sementara.
“Ini [penguatan] hanya technical rebound dan bersifat sementara. Karena potensinya rupiah masih bergerak melemah,” ungkapnya.
Hingga akhir perdagangan hari ini, Wahyu memperkirakan rupiah bergerak pada kisaran Rp11.800 per dolar AS-Rp12.000 per dolar AS.