Bisnis.com, JAKARTA—Harga karet turun untuk pertama kali dalam tiga hari di tengah penguatan mata uang Jepang terhadap dolar AS setelah perusahaan AS membuka lapangan kerja lebih sedikit dari perkiraan.
Kontrak untuk pengiriman Maret melemah hingga 0,8% menjadi 266,4 yen per kilogram (US$2.716 per metrik ton) di bursa Tokyo Commodity Exchange dan berada di posisi 267,8 yen pada pukul 10.53 waktu setempat atau pukul 07.53 WIB. Kontrak paling aktif tersebut turun 11% tahun ini.
Yen menguat 98 per dolar AS setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan perusahaan hanya menambah 148.000 tenaga kerja selama September atau di bawah 180,000 orang sebagaimana diproyeksikan survei Bloomberg.
Penutupan layanan kantor pemerintah AS (shutdown) selama 16 hari telah memangkas pertumbuhan ekonomi dan biaya tenaga kerja, menurut satu pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama.
“Kontrak di Tokyo tidak mendapat dukungan dari pasar mata uang setelah data dari AS tidak sebaik yang diperkirakan,” ujar Gu Jiong, seorang analis perusahaan pialang Yutaka Shoji Co. di Tokyo sebagimana dikutip bloomberg, Rabu (23/10/2013).
Harga karet untuk pengiriman Januari di bursa Shanghai Futures Exchange menguat 0,3% menjadi 20.520 yuan atau US$3.368 per ton. Sedangkan harga karet asal Thailand untuk free-on-board tidak berubah pada posisi 79,55 baht (US$2,57) per kilogram kemarin, menurut Rubber Research Institute of Thailand.