Bisnis.com, JAKARTA – Penyedia jasa transportasi laut PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) membukukan pendapatan US$74,9 juta pada 6 bulan pertama tahun ini.
Bila dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$68,9 juta, pencapaian pendapatan itu naik 10%.
Rico Rustombi, Presiden Direktur Mitrabahtera, menuturkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik mayoritas sebesar US$19,5 juta pada semester I/2013 dengan EBITDA mencapai US$36,1 juta.
“Pertumbuhan ini dicapai sebagian besar karena FC Vittoria dan FC Blitz yang telah beroperasi enam bulan penuh di semester pertama 2013,” ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (3/8/2013).
Dia menjelaskan pendapatan barging tumbuh sebesar 2,1% dan floating crane sebesar 36,5%. Efisiensi biaya langsung dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan penggunaan armada perusahaan menggantikan sewa armada dari pihak ketiga.
“Langkah tersebut membuahkan hasil gross margin di semester pertama 2013 sebesar 41,0%, yang lebih baik dibanding periode sama tahun lalu sebesar 40,1%,” katanya.
Barging memberikan kontribusi sebesar 71,6% terhadap total pendapatan perusahaan. Pendapatan barging melonjak 2,1% dari US$52,5 juta pada paruh pertama 2012 menjadi US$53,6 juta pada semester I/2013.
“Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan volume yang diangkut dan kenaikan jumlah armada dari 72 set pada semester I/2012 menjadi 75 set pada semester I/2013,” ujarnya.
Floating cranes memberikan kontribusi sebesar 28,4% terhadap total pendapatan perseroan. Pendapatan floating cranes naik dari US$15,6 juta pada semester I/2013 menjadi US$21,3 juta pada 6 bulan pertama 2013.
Hal ini didorong bertambahnya armada perusahaan yaitu dari 6 unit floating cranes pada paruh pertama tahun lalu menjadi 7 unit pada semester I/2013.
“Pertumbuhan berkelanjutan sampai enam bulan pertama 2013 ini membanggakan dan kami masih optimis di semester kedua tahun ini masih akan mencatat pertumbuhan positif,” paparnya.
Namun, dia menuturkan tahun depan akan menjadi tantangan berat bagi perseroan karena kondisi ekonomi global saat ini yang belum juga masuk dalam proses perbaikan.
Mengantisipasi kondisi tersebut, pihaknya akan meningkatkan efisiensi biaya serta diversifikasi portofolio klien non produsen batubara untuk menyeimbangkan profil risiko perusahaan.
Saat ini, perseroan telah melakukan kajian dan pengangkutan untuk bulk material lainnya seperti pipa, bijih besi, dan bauksit.
Selain itu, perseroan juga telah melakukan pembiayaan kembali (refinancing) atas fasilitas hutang di beberapa bank dengan nilai sebesar US$59,1 Juta.
“Refinancing dengan skema ballooning repayment memberikan fleksibilitas kas di tahun-tahun awal dimana cicilan dua tahun pertama hanya sebesar 10% dari total fasilitas yang akan menguatkan posisi kas perusahaan,” paparnya.