Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup dengan kenaikan mingguan keempat, sedangkan dalam perdagangan intraday Sabtu (20/7) WTI sempat melebihi Brent untuk pertama kalinya sejak 2010.
Ariston Tjendra, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, mengatakan penurunan suplai dan lancarnya pengiriman memang berdampak terhadap pergerakan harga minyak mentah.
“Harga minyak WTI bisa melewati harga Brent jika permintaan terus mendukung. Namun patut dicatat, WTI untuk konsumsi Amerika, sementara Brent untuk Eropa,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (21/7).
Dia menambahkan sentimen fundamental saat ini positif terhadap harga, dan akan mendukung penaikan selanjutnya. Menurutnya level saat ini adalah resisten, sementara level support berada di US$100 hingga US$101 per barel.
“Tren masih postif dan harga masih akan naik. Saya perkirakan pergerakan WTI pada pekan depan di kisaran US$105 hingga US$110 per barel,” jelasnya.
Lukman Leong, analis PT Platon Niaga Berjangka mengatakan, spread antara WTI dan Brent yang semakin menipis oleh jaringan pipa yang lebih baik dan jalur kereta api yang membantu mengatasi masalah tersendatnya distribusi minyak di Amerika Utara.
Menurutnya, WTI yang secara tradisi memiliki grade yang lebih tinggi daripada Brent, mengalami masalah pada jaringan pipa dan transport yang menyebabkan harganya melorot sejak 2010.
“Apabila jaringan pipa masih bisa lebih baik, maka WTI akan kembali diperdagangkan dengan harga premium terhadap Brent,” ujarnya pada Bisnis, Minggu (21/7).
Adapun harga minyak WTI menetap pada level tertinggi dalam 16 bulan setelah Moody’s Investors Service merevisi prospek kredit rating AS dari negatif menjadi stabil.
Sementara pasokan minyak mentah anjlok 27,1 juta barel dalam 3 minggu yang berakhir 12 Juli. Nilai WTI sempat melampaui Brent sebanyak 3 sen setelah jalur pipa dan kereta api membantu mengurangi hambatan pengiriman minyak di AS.
Gene McGillian, analis dan broker Tradition Energy di Stamford, Connecticut, mengatakan, peningkatan kondisi ekonomi di Amerika Serikat terus meningkatkan situasi pasar.
"Kami memiliki pandangan terkait pengetatan pasokan. Spread antara Brent dan WTI telah bergerak banyak. Tampaknya tidak ada yang bisa menghentikannya," katanya seperti dikutip di Bloomberg, Sabtu (20/7).
Nilai kontrak WTI untuk pengiriman Agustus, yang akan berakhir pada 22 Juli, ditutup naik 1 sen di US$108,05 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi sejak 19 Maret 2012.
Volume perdagangan 28% di atas rata-rata 100-hari. Harga meningkat 2% minggu ini, memperpanjang kenaikan Juli menjadi 12%. Adapun nilai kontrak September naik 6 sen menjadi US$107,87.
Sementara nilai kontrak Brent untuk pengiriman September merosot 63 sen, atau 0,6%, menjadi US$108,07 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Volume kontrak 1,1% di atas rata-rata perdagangan 100-hari.
Adapun nilai kontrak tersebut jatuh di bawah WTI dalam perdagangan intraday untuk pertama kalinya sejak 17 Agustus 2010.
Harga Minyak: WTI Menguat, Sempat Salip Brent
Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup dengan kenaikan mingguan keempat, sedangkan dalam perdagangan intraday Sabtu (20/7) WTI sempat melebihi Brent untuk pertama kalinya sejak 2010.Ariston Tjendra, Kepala Riset
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Giras Pasopati
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
55 menit yang lalu