BISNIS.COM, SINGAPURA-- Harga minyak turun di Asia pada Selasa (23/4), setelah data yang menunjukkan aktivitas manufaktur China melemah memicu kekhawatiran tentang permintaan di perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni turun 66 sen menjadi US$88,53 per barel pada hari pertama perdagangannya, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk Juni turun 69 sen menjadi US$99,70 per barel sore hari.
"Pertumbuhan China secara pasti lebih lambat dan orang-orang memasukkan itu ke dalam harga minyak," Kelly Teoh, ahli strategi pasar di IG Markets di Singapura, mengatakan kepada AFP.
Raksasa perbankan HSBC mengatakan data awal menunjukkan aktivitas manufaktur di China melambat pada April karena permintaan luar negeri lesu.
Indeks pembelian manajer (PMI) awal untuk April datang di 50,5, dari 51,6 akhir Maret. Angka di atas 50 mengindikasikan pertumbuhan dan di bawah itu menunjukkan kontraksi. Hasil akhir akan diumumkan pada 2 Mei.
"Pesanan ekspor baru kontraksi setelah rebound sementara pada Maret, menunjukkan permintaan eksternal ... masih lemah," Qu Hongbin, seorang ekonom HSBC berbasis di Hong Kong mengatakan dalam sebuah rilis. (Antara/Reuters/if)
HARGA MINYAK DI ASIA: Merosot, Terpicu Pelemahan Manufaktur China
BISNIS.COM, SINGAPURA-- Harga minyak turun di Asia pada Selasa (23/4), setelah data yang menunjukkan aktivitas manufaktur China melemah memicu kekhawatiran tentang permintaan di perekonomian terbesar kedua di dunia itu.Kontrak utama New York,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
47 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
1 jam yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
26 menit yang lalu
Organon Pharma (SCPI) Angkat Yeap Xin Yi Jadi Direktur Baru
42 menit yang lalu