Bisnis.com, JAKARTA – Mitra distribusi PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa) mengumumkan penjualan produk surat berharga negara bertajuk Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR014 tersebut telah sesuai dengan target penjualan yang telah ditetapkan.
Melansir laman DJPPR, penjualan produk SBR014 belum mampu memenuhi target dana dihimpun yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15 triliun. Penjualan SBR014 didominasi oleh SBR014T2 dengan nilai sebesar Rp11,59 triliun. Sementara itu, penjualan seri SBR014T4 hanya mencatatkan nilai sebesar Rp3,31 triliun.
Dengan begitu, penjualan keseluruhan produk SBR014 Rp14,91 triliun selama diperdagangkan pada periode 14 Juli–7 Agustus 2025. Capaian itu mencerminkan 99,40% dari total target dana dihimpun oleh pemerintah.
Chief Operating Officer Bareksa Ni Putu Kurniasari menerangkan, kendati tidak keseluruhan produk SBR014 mampu diserap oleh pasar, tetapi capaian Bareksa diklaim masih sejalan dengan target awal yang telah mereka tetapkan.
Putu tidak menerangkan hasil penjualan SBR014 di Bareksa, tetapi Bareksa menyebut target penjualan SBR014 telah melebihi penjualan SR022.
“Penjualan SBR014 di Bareksa masih inline dengan target awal yang kami tetapkan,” kata Putu kepada Bisnis, dikutip Selasa (12/8/2025).
Dengan capaian penjualan SBR014 mencapai hampir 100%, Putu menerangkan bahwa hal ini menjadi bukti tingginya minat investor ritel untuk mencari instrumen investasi yang memberikan imbal hasil yang menarik, tetapi memiliki risiko yang rendah.
Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang, yang akan diikuti dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, dinilai memberikan daya tarik tambahan bagi produk SBR014.
“Tren penurunan suku bunga acuan umumnya diikuti penurunan bunga deposito perbankan, sehingga SBN Ritel, salah satunya SBR014 jadi semakin menarik untuk dikoleksi oleh investor yang ingin meraih imbal hasil tinggi dan sekaligus juga aman,” katanya.
Ke depannya, Putu optimistis bahwa penerbitan SBN Ritel di tahun 2025 masih akan diminati oleh para investor. Tidak hanya sebagai sumber passive income, tetapi juga sebagai diversifikasi portofolio investasi di tengah volatilitas pasar.
“Apalagi SBN Ritel juga terbukti sebagai instrumen investasi yang cukup ampuh dalam membantu masyarakat melawan inflasi,” katanya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.