Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih pada paruh pertama 2025. TBIG mencetak laba bersih Rp822,6 miliar semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan, TBIG mencetak pendapatan sebesar Rp3,45 triliun pada paruh pertama 2025, naik 1,06% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,41 triliun.
Sementara itu, laba bersih TBIG meningkat 12,57% secara tahunan dari Rp730,7 miliar di semester I/2024, menjadi Rp822,6 miliar pada semester I/2025.
Manajemen TBIG mengungkapkan perseroan memiliki 42.663 penyewaan dan 24.056 sites telekomunikasi per 30 Juni 2025. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 23.945 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS.
Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 42.552, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,78x.
CEO TBIG Hardi Wijaya Liong menuturkan penambahan penyewaan organik TBIG untuk enam bulan pertama tahun 2025 mencapai 431 penyewaan kotor, yang terdiri dari 236 sites telekomunikasi, dan 195 kolokasi.
“Tingkat pertumbuhan ini mencerminkan kondisi industri saat ini, khususnya proses konsolidasi yang sedang berlangsung di antara pelanggan telekomunikasi kami. Meskipun terjadi pergeseran pasar ini, kami tetap menjalankan peran kami sebagai penyedia infrastruktur terkemuka dalam ekonomi digital Indonesia yang terus berkembang,” kata Hardi dalam keterangannya, Kamis (31/7/2025).
Per 30 Juni 2025, total pinjaman (debt) TBIG jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp29 triliun, dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp4,07 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp799 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp28,25 triliun dan pinjaman bersih senior (net senior debt) menjadi Rp3,28 triliun.
Menggunakan EBITDA kuartal kedua 2025 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih TBIG terhadap EBITDA adalah 4,7x dan rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 0,6x
CFO TBIG Helmy Yusman Santoso menuturkan TBIG menunjukkan komitmen terhadap struktur permodalan yang tangguh dan efisien secara biaya.
Menurutnya, TBIG akan terus mengakses pasar obligasi dan pinjaman dalam negeri (rupiah), dengan program obligasi konvensional baru senilai Rp20 triliun dan program Sukuk perdana senilai Rp8 triliun.
“Pinjaman dan obligasi IDR kami saat ini sekitar 50% dari total utang kami, yang memperkuat komitmen kami terhadap pembiayaan yang stabil dan beragam,” ujar Helmy.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.