Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Sampoerna (HMSP) Dekati Titik Terendah 5 Tahun Terakhir

Penjualan HMSP turun 1,5% di semester I/2025, mendekati titik terendah 5 tahun. Meski volume turun, pangsa pasar naik 0,8% jadi 31%.
Pekerja Pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret (MPS) milik PT HM Sampoerna di Kabupaten Bantul. Bisnis
Pekerja Pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret (MPS) milik PT HM Sampoerna di Kabupaten Bantul. Bisnis
Ringkasan Berita
  • Penjualan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mengalami penurunan hingga mendekati titik terendah dalam lima tahun terakhir, dengan penjualan semester I/2025 mencapai 39,3 miliar batang.
  • Di tengah penurunan volume penjualan, pangsa pasar rokok HMSP justru naik 0,8% menjadi 31%, meskipun total volume penjualan industri rokok di Indonesia turun 4,3%.
  • HMSP dan Philip Morris International Inc. fokus pada inovasi produk bebas asap, dengan investasi besar di fasilitas produksi di Karawang, Jawa Barat, dan peningkatan penjualan produk bebas asap sebesar 39,11% YoY.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) memperlihatkan tren penurunan hingga mendekati level terendahnya saat pandemi Covid-19 melanda pada 2020 atau 5 tahun silam.

Philip Morris International Inc. melaporkan penjualan HMSP mencapai 39,3 miliar batang sepanjang semester I/2025. Jumlah ini turun 1,5% dibandingkan dengan 39,9 miliar batang pada periode yang sama tahun lalu.

Jika ditarik lebih jauh, capaian penjualan tersebut menjadi yang terendah sejak pandemi. Pada semester I/2023, HMSP masih melego 40,5 miliar batang, sementara pada periode sama tahun sebelumnya mencapai 42,3 miliar.

Adapun, penjualan perseroan pada semester I/2021 mencapai 40 miliar batang dan mencapai titik terendah yakni 38,5 miliar batang pada paruh pertama 2020. 

Menariknya, di tengah pelemahan volume, pangsa pasar rokok HMSP naik 0,8% menjadi 31% pada semester I/2025. Peningkatan terjadi di tengah total volume penjualan industri rokok di Indonesia turun 4,3% menjadi 132,1 miliar batang. 

Pada Januari-Juni 2025, penjualan rokok menyumbang 38,6 miliar batang atau turun 2% YoY dari 39,4 miliar batang dari tahun lalu. Sebaliknya, kinerja HTU yakni tembakau untuk IQOS mencatat kenaikan sebesar 34,3% secara tahunan. 

Berdasarkan laporan keuangan HMSP kuartal I/2025, penjualan produk bebas asap berkontribusi sebesar Rp442,71 miliar. Perolehan ini tumbuh 39,11% YoY dibandingkan Rp318,24 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perseroan bersama Philip Morris International Inc. terus memperkuat strategi produk bebas asap yang berbasis sains dan teknologi. Produk ini dinilai menjadi pilar utama transformasi industri tembakau menuju arah yang lebih baik.

Senior Vice President External Affairs PMI Christos Harpantidis menegaskan, inovasi tidak hanya tentang menciptakan teknologi baru, tetapi juga menjawab tantangan global dengan pendekatan yang bertanggung jawab.

“Itulah mengapa kami berinvestasi di Indonesia, bukan hanya karena skalanya, tetapi juga potensi kolaborasi yang kuat dengan para pemangku kepentingan,” ujar Christos dalam acara Technovation 2025 pada awal Juli 2025.

Presiden Direktur HMSP Ivan Cahyadi menyatakan pihaknya berkomitmen melakukan inovasi berbasis riset ilmiah untuk menghadirkan produk tembakau bebas asap.

Sejalan dengan komitmen tersebut, HMSP telah menginvestasikan US$330 juta untuk membangun fasilitas produksi produk bebas asap di Karawang, Jawa Barat, pada 2023. Fasilitas ini merupakan pabrik PMI pertama di Asia Tenggara dan ketujuh di dunia. 

Untuk diketahui, portofolio produk bebas asap Sampoerna mencakup IQOS dengan batang tembakau TEREA, BONDS by IQOS dengan batang tembakau BLENDS by A, rokok elektronik VEEV, serta kantong nikotin ZYN.

“Sejak kuartal IV/2024, kami memperkenalkan BONDS by IQOS dengan varian BLENDS by A, termasuk edisi cengkih asli Indonesia yang kini tersedia di 20 kota besar,” tambah Ivan dalam kesempatan yang sama.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro