Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erajaya Lepas Bisnis Apotek Wellings, ERAA Fokus Segmen Teknologi

PT Era Prima Indonesia, anak usaha Erajaya, melepas bisnis apotek Wellings untuk fokus pada bisnis utama teknologi ritel.
Karyawan melayani konsumen di salah satu gerai Erafone milik Erajaya di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melayani konsumen di salah satu gerai Erafone milik Erajaya di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — PT Era Prima Indonesia (EPI), anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), resmi melepas bisnis jaringan apotek Wellings.

Kepala Bidang Hukum dan Sekretaris Perusahaan ERAA Amelia Allen menjelaskan EPI memiliki 56.382 saham (49,9%) di PT Era Caring Indonesia (ECI) dan 24.047 saham (99,99%) di PT Era Farma Indonesia (EFI). Adapun, ECI dan EFI menjalankan jaringan ritel obat-obatan dan layanan kesehatan dengan nama apotek Wellings.

Dia menjelaskan EPI telah mengalihkan seluruh kepemilikan saham ECI dengan total nilai Rp20,28 miliar ke Indoventures dan Rp2,02 juta ke Suwini Bingei. Sebelumnya, Indoventures telah memiliki 56.614 saham ECI atau 50,1% porsi kepemilikan.

EPI juga mengalihkan seluruh kepemilikan saham EFI senilai Rp5,29 miliar ke PT Nusantara Sehat Lestari. Budiarto Halim, CEO Erajaya, yang memiliki 1 saham EFI juga turut mengalihkan sahamnya ke Suwini Bingei.

Dengan demikian, Indoventures memiliki 99,99% saham ECI, sedangkan Nusantara Sehat menjadi pemegang mayoritas saham EFI.

“Transaksi ini menandai langkah penting dalam optimalisasi portofolio strategis perseroan, selaras dengan visi perseroan untuk senantiasa berpusat pada segmen bisnis utama, yaitu teknologi ritel, distribusi, dan gaya hidup,” kata Amelia.

Menurutnya, penataan portofolio ini juga mencerminkan evaluasi komprehensif yang terus-menerus dilakukan ERAA terhadap seluruh unit bisnis, demi mencapai nilai pemegang saham yang optimal dan efisiensi operasional yang tinggi.

Amelia juga menjelaskan keputusan ERAA untuk melakukan penataan portofolio dengan melakukan rangkaian transaksi ini merupakan langkah strategis yang didorong oleh evaluasi berkelanjutan perseroan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dan efisiensi operasional.

“Langkah ini memungkinkan ERAA untuk lebih fokus mengalokasikan sumber daya pada sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan jangka panjang dan kontribusi strategis yang lebih besar,” tuturnya.

Dari sisi keuangan dan keberlanjutan usaha, penataan portofolio ini mencerminkan kematangan korporasi dalam mengelola ekspansi dan menjaga profitabilitas.

Dia juga menuturkan ERAA menunjukkan disiplin strategis dalam membaca momentum bisnis dan berani mengalokasikan sumber daya ke sektor yang memberikan nilai lebih tinggi dalam jangka panjang.

Menurutnya, secara keseluruhan, rangkaian transaksi ini merupakan indikasi ketepatan waktu dan keberanian manajemen dalam mengambil keputusan strategis.

“Dampaknya terhadap kegiatan operasional adalah peningkatan fokus dan efisiensi, sementara dari aspek keuangan, langkah ini mendukung optimalisasi alokasi sumber daya dan pengelolaan risiko,” ujarnya.

Untuk kelangsungan usaha, lanjutnya, keputusan ini memperkuat visi strategis Erajaya dalam membangun portofolio yang terintegrasi dan bernilai tambah tinggi, menjamin pertumbuhan jangka panjang dalam ekosistem gaya hidup berbasis teknologi yang terus ERAA kembangkan.

Berdasarkan laporan keuangan, ERAA telah membukukan laba bersih sebesar Rp203,25 miliar per kuartal I/2025, ambles 20,37% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada kuartal I/2024 sebesar Rp203,25 miliar. 

Penurunan laba bersih ERAA sejalan dengan penyusutan penjualan neto 4,6% yoy pada kuartal I/2025 menjadi Rp15,88 triliun, dibandingkan kuartal I/2024 sebesar Rp16,64 triliun.

Raupan penjualan ERAA pada kuartal I/2025 terbesar berasal dari segmen usaha telepon selular dan tablet sebesar Rp29,17 triliun. Kemudian, produk operator sebesar Rp513,99 miliar.

Penjualan segmen usaha komputer dan peralatan elektronik lainnya di ERAA mencapai Rp1,13 triliun per kuartal I/2025. Penjualan segmen usaha aksesoris dan lainnya mencapai Rp3,72 triliun. Dikurangi eliminasi sebesar Rp18,65 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro