Bisnis.com, JAKARTA — CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan P Roeslani mengungkapkan potensi investasi besar yang tengah dijajaki Indonesia di sektor penghiliaran mineral dan industri kapal ramah lingkungan.
Hal ini disampaikan Rosan usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam rangkaian pertemuan bilateral di sela acara St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, Jumat (20/6/2025).
Menurut Rosan, terdapat beberapa calon investor dari Eropa yang telah menyatakan komitmen untuk menanamkan investasi senilai 2 miliar euro (sekitar Rp34 triliun). Investasi tersebut mencakup sektor bauksit, alumina, aluminium, serta pengembangan shipyard berbasis energi bersih.
“Ada beberapa potensi investasi yang saya temui, di antaranya di bidang bauksit, alumina, aluminium, hilirisasi, dan mereka akan langsung kirim tim pada Selasa. Nilainya sekitar US$1,1 miliar sampai US$1,4 miliar. Saya juga bertemu satu perusahaan di sektor sistem perkapalan [shipyard],” ujar Rosan.
Salah satu proyek yang menarik perhatian adalah pengembangan industri perkapalan berbasis tenaga listrik dan tenaga surya. Perusahaan asing tersebut disebut telah lebih maju dalam penggunaan teknologi energi bersih, bahkan mampu mengoperasikan kapal pemecah es. Rencananya, proyek ini akan dikembangkan bersama BUMN strategis seperti PT PAL dan beberapa perusahaan pelat merah lainnya.
Baca Juga : Danantara Gandeng Russia Direct Investment Fund (RDIF) Luncurkan Platform Investasi Rp37,73 Triliun |
---|
“Tidak ada yang masuk sendiri. Mereka akan bekerja sama dengan PAL, Kojabahari, dan lainnya. Ini juga peluang untuk menyehatkan perusahaan BUMN kita, sekaligus ada transfer teknologi,” jelas Rosan.
Terkait dengan tahap implementasi, Rosan menyatakan bahwa tim Danantara akan segera melakukan finalisasi kesepakatan teknis dalam waktu dekat. dia optimistis pembahasan detail akan rampung dalam waktu maksimal satu bulan ke depan.
“Tadi baru kesepakatan awal, soal jumlah dan bidang. Tapi detailnya akan kita finalisasi, dan saya yakin paling lama dalam sebulan sudah selesai,” katanya.
Saat ditanya alasan penggunaan mata uang euro dalam investasi tersebut, Rosan menyebut itu merupakan kesepakatan bersama dengan pihak investor.
“Ya itu adalah yang kita sepakati. Dari pihak mereka juga melihat investasi ini lebih cocok menggunakan euro,” pungkas Rosan.