Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Daya Investasi (CDIA) Susul CBDK dan YUPI Incar Dana IPO Jumbo

Aksi penawaran umum perdana saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) bakal menjadi IPO dengan nilai jumbo ketiga pada tahun ini setelah CBDK dan YUPI.
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025)./ JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025)./ JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi penawaran umum perdana saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) bakal menjadi initial public offering (IPO) dengan nilai jumbo ketiga pada tahun ini setelah CBDK dan YUPI. 

Merujuk prospektus IPO, Kamis (19/6/2025), CDIA menawarkan sebanyak-banyaknya 12,48 miliar saham biasa dengan nominal sebesar Rp100 per saham dalam IPO. Saham tersebut mewakili 10% saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Dalam IPO, CDIA membanderol harga penawaran di rentang Rp170 hingga Rp190 per saham. Alhasil, dana segar yang berpotensi diraup Chandra Daya Investasi sekitar Rp2,12 triliun hingga Rp2,37 triliun.

Nantinya, komposisi pemegang saham CDIA setelah IPO terdiri atas PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu sebesar 60%, Phoenix Power 30%, dan masyarakat 10%.

Rencananya, saham CDIA akan dicatatkan di Bursa Efek Pada 8 Juli mendatang, dengan masa penawaran awal pada 19-24 Juni 2025. Kemudian masa penawaran umum pada 2 hingga 4 Juli 2025.

Sebelum CDIA, dua perusahaan lain sudah lebih dulu menyelesaikan IPO bernilai jumbo atau di atas Rp1 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Perolehan dana IPO tertinggi dicatatkan oleh emiten properti PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK). Anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang terafiliasi dengan Sugianto Kusuma alias Aguan itu meraih dana hasil IPO Rp 2,3 triliun.

Mengekor di belakang CBDK, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI) mencatatkan perolehan dana terbesar kedua dalam IPO tahun ini yang menyentuh angka Rp2 triliun. Yupi melepas 854.448.900 saham dalam IPO dengan harga per saham dibanderol Rp2.390.

Pada perkembangan lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat 21 perusahaan yang berada dalam antrean atau pipeline IPO hingga akhir Mei 2025. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif dengan nilai penawaran umum mencapai Rp65,56 triliun, termasuk dari IPO.

"Sementara itu, masih terdapat 85 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp74,94 triliun," kata Inarno beberapa waktu lalu. 

Khusus IPO, terdapat 21 aksi yang masuk ke dalam pipeline dengan nilai mencapai Rp3,99 triliun.

Dari sisi BEI, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan pihaknya telah menyusun inisiatif untuk menarik lebih banyak IPO berskala besar atau lighthouse yang memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun dan free float minimum 15%.

“Kami menetapkan target pada tahun 2025 sebanyak lima IPO lighthouse dan saat ini sudah ada tiga yang tercatat, yakni RATU, CBDK, dan YUPI,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (17/5/2025). 

Nyoman menjelaskan bahwa kehadiran emiten besar diharapkan dapat memperkuat struktur dan likuiditas pasar, sekaligus menarik lebih banyak minat investor. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper