Bisnis.com, JAKARTA – Emiten manufaktur perhiasan emas PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp150 miliar untuk mengejar target pada 2025.
Adapun, perseroan sudah menyiapkan sejumlah upaya strategis untuk memaksimalkan kinerja pada 2025. Terlebih, kondisi harga emas yang kian menanjak menambah optimisme perseroan.
Presiden Direktur Hartadinata Sandra Sunanto memaparkan anggaran capex tersebut akan digunakan untuk pengintegrasian pabrik perhiasan emas yang dimiliki oleh perseroan.
Hartadinata saat ini memiliki empat pabrik yang memproduksi perhiasan emas. Pada 2025, keempat pabrik itu bakal diintegrasikan menjadi hanya 1 pabrik dengan proses integrasi direncanakan rampung pada Agustus 2025.
”Kami saat ini sedang mempersiapkan integrasi manufaktur kami, sebelumnya ada 4 factory yang memproduksi perhiasan dan emas batangan, akan integrasikan menjadi 1 factory dengan tujuan utama kami adalah produktivitas,” katanya dalam paparan publik HRTA yang digelar daring, Kamis (12/6/2025).
Meskipun begitu, HRTA tetap optmistis melihat kinerja pada 2025. Manajemen bahkan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 47% menjadi Rp27 triliun, dengan target pertumbuhan laba bersih sebesar 25% atau sekitar Rp600 miliar.
Selain itu, perseroan juga berencana untuk memperluas ekspansi toko Hartadinata ke sejumlah daerah di Indonesia. HRTA menargetkan penambahan 100 toko Hartadinata di luar Jawa.
”Kami akan lebih memfokuskan pada area-area di luar Jabodetabek. Artinya kami sekarang sedang mulai gencar juga ekspansi ke kota-kota besar dan kota-kota dalam skala menengah di luar Pulau Jawa,” lanjutnya.
Guna mengejar target pertumbuhan pada 2025, perseroan juga akan memperkuat sejumlah saluran distribusi e-commerce, untuk lebih mudah menyalurkan produk mereka baik berupa emas batangan maupun perhiasan.
Berdasarkan Laporan Keuangan tahunan 2024, HRTA mencatatkan penjualan neto sebesar Rp18,22 triliun sepanjang tahun lalu. Penjualan itu naik 41,76% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2023 di angka Rp12,85 triliun.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan HRTA selama 2024 sebesar Rp17,13 triliun, naik 43,84% dari posisi beban tahun sebelumnya di angka Rp11,91 triliun.
Setelah dikurangi pajak dan beban lainnya, HRTA memegang laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp149,74 miliar. Angka itu melesat 45,81% dibandingkan torehan laba bersih perseroan pada 2023 sebesar Rp102,69 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.