Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja saham emiten nikel tengah dibayang-bayangi sentimen kekhawatiran kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan. Sentimen itu muncul setelah polemik aktivitas penambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, mencuat.
Community and Retail Equity Analyst Lead Indo Premier Sekuritas Angga Septianus menilai, sentimen negatif terhadap aktivitas pertambangan PT Gag Nikel, berpotensi menular kepada induk usahanya, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) secara jangka pendek.
”Namun dalam jangka menengah, ANTM tetap konsisten bertahan uptrend di atas indikator MA10 secara teknikal kecuali bergerak sebaliknya,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (10/6/2025).
Adapun, kinerja ANTM pada pembukaan hingga jeda siang perdagangan, memperlihatkan kondisi yang volatil. Berdasarkan data Bloomberg, emiten pelat merah ini diperdagangkan pada rentang Rp3.400—Rp3.250.
Sesaat setelah perdagangan dibuka, saham ANTM segera melesat ke Rp3.400 pada 09.29 WIB. Akan tetapi, kinerja saham ANTM berangsur menurun hingga terparkir di Rp3.270 pada jeda siang perdagangan.
Angga menilai, isu ini justru bisa memberikan momentum bagi ANTM untuk memperbaiki tata kelola perusahaan dan mempertegas komitmen lingkungan perseroan.
"Selama ANTM tetap patuh pada regulasi dan mampu menjaga hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat lokal, potensi gangguan terhadap bisnis jangka panjang bisa diminimalkan," lanjutnya.
Selain ANTM, nasib berbeda dialami oleh PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang menyusut 5,39% sejak pembukaan perdagangan. INCO dibuka menguat ke Rp3.730, namun sahamnya segera bergerak turun hingga level Rp3.510 pada jeda siang perdagangan.
Sementara itu, saham PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA) justru mengalami penguatan. Harga sahamnya naik 0,89% sejak pembukaan perdagangan.
Meskipun begitu, MBMA sempat menyentuh Rp438 sejak 13 menit setelah pembukaan perdagangan. Seiring perdagangan, saham MBMA juga sempat menyentuh level tertingginya pada Rp468. Hingga jeda siang, saham MBMA dibanderol seharga Rp454.
Selain itu, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) juga menjadi salah satu perusahaan dengan portofolio bisnis pada tambang nikel. Sahamnya diperdagangkan pada rentang Rp865—Rp895 hari ini. Sejak pembukaan perdagangan hingga jeda siang, saham HRUM naik 1,15%. Kini, HRUM terparkir di Rp880.
Sedangkan, saham PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) justru bergerak naik 6,76% pada pembukaan perdagangan hingga jeda siang. Saham DKFT diperdagangkan pada rentang Rp424—Rp442 hingga jeda siang perdagangan.