Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham dua emiten BUMN, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Timah Tbk. (TINS) mencatatkan kinerja jeblok pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (10/6/2025) usai libur panjang.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ANTM melorot 4,35% ke level Rp3.300 pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (10/6/2025). Harga saham ANTM juga sempat berada di level Rp3.240 per lembar.
Meskipun, harga saham ANTM masih di zona hijau, naik 116,39% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Begitu juga dengan TINS yang turun 2,03% ke level Rp1.205 pada perdagangan sesi pertama hari ini. Harga saham TINS juga sempat turun ke level Rp1.195 per lembar. Meski begitu, saham TINS masih berada di zona hijau, naik 14,02% ytd.
Melorotnya harga saham ANTM dan TINS terjadi jelang agenda rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pekan ini. Dua emiten dari holding BUMN tambang MIND ID itu memang akan menggelar RUPST pada hari yang sama, yakni Kamis, 12 Juni 2025.
Terdapat sederet mata acara dalam agenda RUPST ketiga emiten tersebut, mulai dari persetujuan persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasian perseroan hingga perubahan susunan pengurus.
Baca Juga
Terdapat pula persetujuan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku 2024, di mana secara historis ANTM dan TINS memutuskan untuk memanfaatkan sebagian labanya sebagai dividen.
Pada RUPST tahun lalu, ANTM memutuskan memanfaatkan 100% laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp3,07 triliun atau sebesar Rp128 per saham sebagai dividen.
Pada tahun buku 2024, ANTM telah mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,64 triliun pada 2024, naik 18,5% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih 2023 sebesar Rp3,07 triliun.
Adapun, TINS sempat absen menebar dividen pada tahun buku 2023 karena membukukan rugi. Sementara, tahun buku 2024, TINS berhasil kembali membukukan laba bersih sebesar Rp1,19 triliun. Dengan begitu, TINS berpeluang kembali menebar dividennya kepada pemegang saham.
Untuk tahun buku 2022, TINS sempat menebar dividen Rp312,44 miliar atau Rp41,89 per saham. Jumlah itu setara dengan 30% dari laba bersih TINS.
Di sisi lain, jebloknya saham ANTM terjadi seiring dengan mencuatnya pemberitaan entitas usaha ANTM yakni PT Gag Nikel yang menjalankan aktivitas penambangan nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Aktivitas penambangan itu ramai disorot karena banyak pihak aktivis menganggap penambangan bakal memicu krisis lingkungan di kawasan konservasi yang kerap dijuluki sebagai surga terakhir dari Timur tersebut.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.