Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Erajaya (ERAA) Awal 2025 Lesu Gegara iPhone 16 Telat Masuk RI

Kinerja laba PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) lesu pada awal 2025 karena iPhone 16 yang telat masuk ke Indonesia.
Pengunjung melihat smartphone di gerai Erafone di Jakarta, Senin (30/9/2024). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melihat smartphone di gerai Erafone di Jakarta, Senin (30/9/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel produk elektronik PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) telah mencatatkan kinerja laba lesu pada awal 2025. Faktor penyebab lesunya laba ERAA adalah iPhone 16 yang telat masuk ke Indonesia. 

Berdasarkan laporan keuangan, ERAA telah membukukan laba bersih sebesar Rp203,25 miliar per kuartal I/2025, ambles 20,37% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada kuartal I/2024 sebesar Rp203,25 miliar. 

Penurunan laba bersih ERAA sejalan dengan penyusutan penjualan neto 4,6% yoy pada kuartal I/2025 menjadi Rp15,88 triliun, dibandingkan kuartal I/2024 sebesar Rp16,64 triliun.

Raupan penjualan ERAA pada kuartal I/2025 terbesar berasal dari segmen usaha telepon selular dan tablet sebesar Rp29,17 triliun. Kemudian, produk operator sebesar Rp513,99 miliar.

Penjualan segmen usaha komputer dan peralatan elektronik lainnya di ERAA mencapai Rp1,13 triliun per kuartal I/2025. Penjualan segmen usaha aksesoris dan lainnya mencapai Rp3,72 triliun. Dikurangi eliminasi sebesar Rp18,65 triliun.

Direktur Erajaya Swasembada Patrick Adhiatmadja mengatakan kinerja sektor ritel pada tahun ini memang sedang lesu, dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang melemah serta tantangan perekonomian global.

Akan tetapi, kinerja laba ERAA pada awal 2025 lebih banyak dipengaruhi oleh belum hadirnya iPhone 16 di Indonesia per kuartal I/2025.

"Dipengaruhi belum adanya iPhone 16, jadi net sell kuartal I/2025 mengalami penurunan, operating profit turun, gross profit juga turun," ujar Patrick dalam public expose pada Selasa (10/6/2025).

iPhone 16 memang belum beredar di Indonesia pada awal 2025. Hal ini seiring dengan belum adanya sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dari produsen iPhone 16, yakni Apple sebagai syarat untuk bisa menjual produk terbarunya. iPhone 16 kemudian mulai dipasarkan di Indonesia sejak April 2025.

"Ke depan, kami berbesar hati karena sudah ada iPhone 16," ujar Patrick.

Meski begitu, pada 2025 Erajaya Swasembada memang tengah berhati-hati dalam menggenjot bisnisnya. Kucuran dana belanja modal (capital expenditure/capex) pun menyusut pada awal 2025 menjadi Rp158 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp173 miliar.

"Kami pun mengembangkan jaringan ritel dengan sikap kehati-hatian. Banyak melihat analisis sebelum mengambil keputusan buka outlet. Jika boleh disampaikan, tahun ini merupakan ancang-ancang menuju 2026, di mana keadaan makro diharapkan lebih baik di 2026," tutur Patrick.

Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula juga mengatakan daya beli masyarakat memang cenderung lesu pada awal 2025. Meski begitu, keadaan akan lebih baik ke depannya.

"Kami harapkan bahwa memang kuartal I/2025, kinerjanya di bawah karena tidak ada iPhone baru. Akan tetapi, awal April 2025 kami sudah punya [iPhone 16], jadi diharapkan semakin growth," kata Hasan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper