Bisnis.com, JAKARTA — Produsen makanan ringan Taro PT FKS Food Sejahtera Tbk. (AISA) menyiapkan strategi dalam menjaga kinerja penjualan di tengah situasi pelemahan daya beli masyarakat saat ini.
Direktur Utama AISA Gerry Mustika mengatakan perseroan memutar otak agar produknya tetap terjangkau bagi masyarakat di tengah pelemahan daya beli. Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah memperluas penetrasi pasar melalui kemitraan langsung dengan pelaku UMKM serta mulai memproduksi kemasan mini dan harga ekonomis.
Gerry melanjutkan saat ini secara aktif telah merancang ukuran kemasan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan konsumen. Meskipun demikian AISA juga tetap menyediakan kemasan menengah dan besar.
Namun fokus utama saat ini adalah memastikan aksesibilitas produk dengan harga ekonomis di tengah situasi ekonomi yang menantang.
“Kami berkomitmen tetap memberikan kualitas produk yang baik, meski dalam kemasan kecil. Kami mulai memproduksi Taro seharga Rp1.000 dan Rp2.000, ada juga Mie Kremez dan Mocabe di harga Rp2.000. Ini bagian dari strategi agar produk kami tetap dapat dinikmati oleh masyarakat luas,” ujarnya, dikutip, Selasa (3/6/2025).
Selain melalui strategi kemasan, AISA juga aktif menjalin kemitraan langsung dengan pelaku UMKM, food vendor, serta institusi seperti sekolah untuk memperluas distribusi.
"Kami tidak hanya menjangkau tetapi juga aktif melakukan penetrasi segmen-segmen ini agar produk kami hadir langsung di tengah masyarakat,” tambah Gerry.
Andri Riyadi, VP Cooking Food Division PT FKS Food Sejahtera, menambahkan program Gedor atau Goes to Food Vendor menjadi upaya strategis dari FKS Food untuk meningkatkan penjualan tiga produk unggulan FKS Food yakni Mie & Bihun Superior, Mie Cap Ayam 2 Telor dan Bihun Tanam Jagung
Sisi lain juga sekaligus mendukung para UMKM agar kuliner agar semakin sadar akan pentingnya bahan baku berkualitas dan higienis dan mengangkat UMKM agar semakin besar dan dikenal oleh penikmat kuliner lokal.
“Melalui Gedor kami mengetuk pintu para UMKM dalam rangka menggerakkan perekonomian masyarakat Indonesia," katanya.
Dia mengatakan perseroan ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kualitas, kebersihan dan higienis dari produk-produk yang dipakai untuk dagangan mereka. FKS Food juga berharap makanan lokal atau street food yang dijual kepada konsumen harus tetap mempunyai kualitas.
Sejauh ini, sejumlah strategi tersebut telah berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan. Pada Kuartal I/2025, AISA mencatat pertumbuhan yang baik baik dari sisi penjualan (top line) maupun laba bersih (bottom line). Perseroan mencatat laba bersih senilai Rp34,93 miliar hingga akhir Maret 2025. Angka ini melonjak 222% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp10,85 miliar.
Penjualan neto mencapai Rp481,47 miliar pada kuartal I/2025. Angka ini naik 4,5% secara tahunan. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh sektor makanan pokok.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.