Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penundaan Tarif Trump ke Uni Eropa Picu Reli Wall Street

Bursa AS ditutup menguat pada Selasa (27/5/2025), seiring meningkatnya selera risiko investor setelah Presiden Donald Trump menunda kebijakan tarif terbarunya.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada Selasa (27/5/2025), seiring meningkatnya selera risiko investor setelah Presiden Donald Trump menunda kebijakan tarif terbarunya, ditambah kejutan positif dari lonjakan kepercayaan konsumen.

Melansir Reuters, Rabu (28/5/2025), indeks Dow Jones Industrial Average melesat 740,58 poin atau 1,78% menjadi 42.343,65. Indeks S&P 500 menguat 118,72 poin atau 2,05% ke posisi 5.921,54, sementara Nasdaq Composite mencetak kenaikan 461,96 poin atau 2,47% ke level 19.199,16.

Lonjakan indeks terjadi secara merata di seluruh sektor, namun kekuatan utama datang dari saham-saham unggulan berbasis kecerdasan buatan (AI), mendorong Nasdaq memimpin penguatan.

S&P 500 kini hanya terpaut 3,6% dari rekor penutupan tertingginya yang dicetak pada 19 Februari. Sebelumnya, indeks ini sempat tergelincir hampir 19% di bawah rekor tersebut, dipicu oleh kebijakan tarif Trump yang fluktuatif dan mengganggu stabilitas pasar selama masa jabatan keduanya.

Penasihat senior kekayaan Murphy and Sylvest Paul Nolte mengungkapkan bahwa pernyataan Trump pada 2 April sempat memicu kepanikan pasar.

“Aksi jual berlangsung begitu cepat dan brutal, sehingga wajar bila muncul pemulihan yang juga berlangsung tajam. Kini investor mulai berhenti sejenak, mencoba memahami apa sebenarnya peta konflik yang akan mereka hadapi,” ujarnya.

Dalam manuver terbarunya, Presiden Trump menarik kembali ancaman tarif 50% terhadap Uni Eropa dan menundanya hingga 9 Juli untuk membuka ruang dialog dagang. Langkah tersebut mendorong Brussels mempersiapkan strategi negosiasi.

"Investor kini lebih memahami pola Trump. Ia seperti pemain poker yang gemar menggertak, namun melunak ketika mendapat tekanan balik dari lawan mainnya,” tambah Nolte.

Di sisi fundamental, kepercayaan konsumen melonjak 14,4% bulan ini—memberi dorongan tambahan bagi pasar, sekaligus menutupi kekecewaan atas penurunan pesanan barang modal inti yang lebih dalam dari ekspektasi.

Presiden Federal Reserve Richmond Thomas Barkin menilai belum terlihat adanya tekanan inflasi atau kenaikan angka pengangguran dalam data ekonomi terbaru. Ia menegaskan, banyak pejabat Fed sepakat mempertahankan suku bunga tetap, setidaknya hingga dampak kebijakan tarif Trump benar-benar terlihat.

Risalah rapat kebijakan moneter The Fed dijadwalkan dirilis pada Rabu malam waktu AS, dan menjadi fokus pasar selanjutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper