Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sawit Haji Isam, PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada hari ini, Senin (26/5/2025). Simak strategi perseroan umtum memacu kinerja pada tahun ini.
RUPST Jhonlin Agro Raya akan membahas empat mata acara. Salah satunya, alokasi penggunaan laba bersih JARR tahun buku 2024, termasuk untuk dividen.
Berdasarkan laporan keuangan 2024, JARR meraih laba bersih Rp260,7 miliar atau lebih tinggi dari Rp77,3 miliar pada 2023.
Pada perkembangan lain, Direktur Utama Jhonlin Agro Raya Indra Irawan membeberkan sejumlah strategi perseroan ke depan dalam Laporan Tahunan 2024.
Strategi tersebut terbagi ke dalam tiga poin besar. Pertama, mengoptimalkan kapasitas produksi Pabrik Biodiesel dengan cara memperoleh tambahan alokasi kuota produksi BBN Biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) yang didapat dari Pemerintah.
Pada 2024, lanjutnya, perseroan mendapatkan alokasi kuota yang telah di revisi sebesar 270.238 KL per tahun dengan realisasi sebesar 267.608 KL atau sebesar 99%. Pada tahun ini, JARR mendorong peningkatan performa pabrik biodiesel menjadi 60%–70 %.
“Kedua, perseroan mentargetkan untuk meningkatkan alokasi produksi pada 2025 dari realisasi 2024 menjadi 336.779 KL per tahun,” paparnya, dikutip Senin (26/5/2025).
Indra mengatakan perseroan akan terus-menerus berusaha untuk mempertahankan performa JARR dengan terus konsisten menyalurkan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak (BU BBM) yang ditetapkan pemerintah. BBM tersebut disalurkan JARR a.l. kepada PT Pertamina Patra Niaga, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), dan PT Andifa Perkasa Energi.
Untuk produksi minyak sawit mentah, JARR menargetkan produksi CPO dari internal meningkat sebesar 15% dari total pembelian CPO pada 2024 menjadi 20%-25% pada 2025.
“Seiring dengan telah selesainya pembangunan pabrik kelapa sawit pada akhir 2023. Hal ini memberikan dampak efisiensi pembelian bahan baku CPO,” imbuhnya.
Ketiga, JARR akan meningkatkan penjualan produk minyak goreng yang telah dipasarkan di wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Sejalan dengan itu, emiten Haji Isam alias Andi Syamsudin Arsyad membidik penjualan Rp4,46 triliun dan laba bersih Rp312 miliar pada 2025.