Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengelola Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp1,4 triliun kepada para pemegang sahamnya. Nilai dividen kali ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Keputusan itu diambil setelah perseroan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam RUPST, terdapat 4 mata acara pembahasan yang salah satunya menyepakati pembagian laba bersih sebagai dividen.
”Dividen tadi dari RUPS telah kita putuskan, pay out ratio-nya itu 45%, dividen per sahamnya itu Rp34,11, dengan total dividen di Rp1,4 triliun,” kata Presiden Direktur Alfamart Anggara Hans Prawira dalam paparan publik, Kamis (22/5/2025).
Adapun jumlah dividen final yang dibagikan oleh AMRT mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak lima tahun terakhir. Pada tahun buku 2023, AMRT membagikan dividen final senilai Rp1,19 triliun dengan laba bersih senilai Rp3,4 triliun.
Pada tahun buku 2024, AMRT mengalami penyusutan laba bersih menjadi Rp3,14 triliun atau menyusut 7,50% year-on-year. Akan tetapi, AMRT tetap menyisihkan laba bersih perseroan untuk peningkatan dividen.
Tahun Buku |
Dividen Final (Miliar rupiah) |
Dividen Per Saham |
2020 |
386,17 |
9,3 |
2021 |
779,83 |
18,78 |
2022 |
999,07 |
24,06 |
2023 |
1.190,92 |
28,68 |
2024 |
1.400 |
34,11 |
Berdasarkan Laporan Keuangan, emiten milik konglomerat Djoko Susanto itu mencatatkan kinerja pendapatan neto naik 10,54% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp118,22 triliun pada 2024.
Raupan pendapatan dikontribusikan terbanyak dari segmen operasi di Jawa, tidak termasuk Jabodetabek yakni sebesar Rp44,55 triliun. Kemudian, pendapatan dari luar pulau Jawa sebesar Rp43,38 triliun, dan Jabodetabek sebesar Rp33,18 triliun.
Akan tetapi, AMRT mencatat pembengkakan pada beban pokok pendapatan dari Rp83,87 triliun pada 2023 menjadi Rp92,86 triliun pada 2024. Kemudian, beban penjualan dan distribusi meningkat menjadi Rp20,2 triliun pada 2024 dari tahun sebelumnya sebesar Rp17,88 triliun.
Ditambah beban umum dan administrasi membengkak menjadi Rp2,17 triliun pada 2024 dibandingkan dengan Rp1,89 triliun pada 2023. AMRT juga mencatat beban lainnya naik dari Rp88,63 miliar pada 2023 menjadi Rp126,98 miliar pada 2024. Alhasil, laba usaha AMRT susut 7,91% YoY menjadi Rp4,07 triliun pada 2024, dibandingkan Rp4,42 triliun pada 2023.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.