Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Indika Energy (INDY) Beberkan Strategi di Tengah Pelemahan Harga Batu Bara

PT Indika Energy Tbk. (INDY) tetap optimistis menatap 2025 meskipun kinerja pada kuartal I/2025 tertekan oleh penurunan harga batu bara global.
CEO Grup Indika Energy Azis Armand
CEO Grup Indika Energy Azis Armand

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indika Energy Tbk. (INDY) tetap optimistis menatap 2025 meskipun kinerja pada kuartal I/2025 tertekan oleh penurunan harga batu bara global. 

Direktur Utama INDY Azis Armand mengatakan telah menyiapkan strategi jangka menengah melalui efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, serta diversifikasi bisnis dan penguatan sinergi anak usaha.

"Selain efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas, kami juga fokus pada diversifikasi bisnis, penguatan sinergi antaranak usaha, dan pencarian peluang investasi strategis yang berkelanjutan," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Kamis (22/5/2025). 

Sejauh ini, dia memaparkan salah satu anak usaha utama INDY di sektor batu bara, PT Kideco Jaya Agung, menargetkan produksi sebesar 30 juta ton pada 2025. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada 2024 yang mencapai 30,7 juta ton. 

Penyesuaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan tren harga global dan kondisi pasar.

Perseroan, lanjutnya, memperkirakan harga jual batu bara sendiri mengalami tekanan. Rata-rata harga jual pada kuartal I/2025 tercatat sebesar US$52,0 per ton, turun 12,9% dari rata-rata US$ 59,5 per ton pada 2024.

Penurunan ini, sebutnya, dipengaruhi oleh dinamika pasar global, situasi geopolitik, dan ketidakpastian ekonomi.

Oleh karena itu, belanja modal perseroan pada 2025 akan difokuskan terhadap tambang emas dan kendaraan listrik. INDY mengalokasikan capital expenditure atau capex sebesar US$246 juta untuk 2025, dengan fokus utama pada pengembangan tambang emas dan kendaraan listrik. 

"Pada kuartal I/2025, realisasi capex mencapai US$18,5 juta," jelasnya

Hingga kini, Aziz menjelaskan salah satu proyek utama adalah tambang emas awak Mas di Sulawesi Selatan. INDY telah menunjuk kontraktor tambang dan akan memulai pekerjaan di pertengahan 2025, dengan target produksi komersial pada semester II/ 2026.

Progres Diversifikasi Usaha INDY

Sebagai bagian dari transisi menuju bisnis hijau, INDY melalui anak usahanya EMITS telah memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas lebih dari 60 MWp di berbagai wilayah, mulai dari Jawa hingga Maluku. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mengembangkan energi baru terbarukan.

Tak hanya itu, INDY juga memperluas portofolio energi bersih melalui pengembangan wood pellet bersama Indika Nature. Produk ini diharapkan dapat mendukung agenda nasional dalam transisi energi rendah karbon.

Di sektor kendaraan listrik, INDY menargetkan ALVA menjadi pemain utama motor listrik roda dua di Indonesia. Setelah meluncurkan model N3 yang lebih terjangkau tahun lalu, INDY juga memperluas langkahnya melalui KALISTA, anak usaha di sektor transportasi publik listrik.

KALISTA telah bekerja sama dengan pemerintah Kota Medan untuk meluncurkan 60 unit bus listrik sebagai transportasi publik ramah lingkungan. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata INDY dalam mendukung target netral karbon di Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper