Bisnis.com, JAKARTA – Dua ekonomi terbesar di dunia yaitu Amerika Serikat dan China sudah mencapai kesepakatan dagang sementara dari perang tarif. Sejumlah kelas aset dan sektor saham diperkirakan dapat diuntungkan dari deeskalasi di masa 'gencatan senjata' ini.
SVP Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan menjelaskan deeskalasi perang dagang antara AS dan China membawa dampak ganda bagi pasar modal Indonesia.
"Di satu sisi, stabilisasi hubungan dagang dapat meningkatkan permintaan global dan mengurangi ketidakpastian ekonomi," kata Reza, Rabu (14/5/2025).
Namun, lanjutnya, di sisi lain investor perlu mempertimbangkan apakah perubahan ini cukup kuat untuk mengubah strategi investasi secara signifikan.
Reza melihat sejumlah kelas aset dapat diuntungkan dari meredanya perang tarif antara AS dan China tersebut. Komoditas ekspor seperti batu bara, nikel, dan kelapa sawit menurutnya dapat mengalami peningkatan permintaan.
Selain itu, sektor manufaktur yang mendukung rantai pasok global dan mendapat manfaat dari stabilisasi perdagangan juga dapat diuntungkan dari meredanya perang tarif tersebut.
Aset lain yang juga dapat diuntungkan pada kondisi saat ini adalah obligasi pemerintah yang bisa menarik investor asing. Adapun, stabilitas ekonomi yang lebih baik akan menambah daya tarik surat utang pemerintah di mata investor global.
Untuk saham, Reza menilai pasar saham Tanah Air akan kembali menikmati aliran modal masuk asing seiring dengan prospek stabilisasi ekonomi global. Dengan demikian, saham-saham di sektor komoditas dan manufaktur disarankan untuk dicermati karena mendapat manfaat dari pemulihan perdagangan.
Namun demikian, walaupun terjadi uforia saat ini, investor diharapkan untuk tetap berhati-hati karena masih ada risiko persaingan ekspor dan potensi relokasi industri.
"Sektor konsumsi juga bisa mendapatkan keuntungan dari stabilitas nilai tukar dan daya beli masyarakat," ucap Reza.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.