Bisnis.com, JAKARTA — PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) akan melakukan divestasi aset BUMN Karya senilai Rp3 triliun yang ditargetkan rampung tahun ini.
Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP I Gede Upeksa Negara mengatakan aset yang akan dilepas antara lain PT PP Infrastruktur (PPIN) dan PT Celebes Railways Indonesia.
Dia menjelaskan aset pertama merupakan perusahaan yang fokus di bidang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), sedangkan aset kedua merupakan anak usaha di sektor infrastruktur perkeretaapian.
Sampai dengan saat ini, lanjutnya, terdapat tiga calon investor yang telah menunjukkan komitmen kuat dan sedang menjalani proses due diligence. Perinciannya, dua investor merupakan perusahaan nasional dan satu investor asing.
“Ada tiga pihak yang saat ini sedang proses due diligence, dua perusahaan nasional dan satu perusahaan asing. Kami harapkan di Mei ini mereka sudah bisa mengajukan penawaran,” ujar Upeksa di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan untuk aset di sektor perkeretaapian, ada dua perusahaan yang sedang melakukan due diligence, masing-masing dari dalam negeri dan asing.
Baca Juga
Seluruh aksi tersebut diperkirakan meraih penerimaan kas bersih hingga Rp3 triliun, dengan target penandatanganan jual beli rampung pada akhir kuartal II/2025.
“Bulan Juni ini kami harapkan bisa proceed dua anak usaha, satu di infrastruktur air dan kedua di infrastruktur kereta api. Kami merencanakan total proceed kurang lebih di Rp3 triliun. Itu yang sudah kami lakukan dan sudah berproses,” kata Upeksa.
Menurutnya, divestasi dilakukan agar PTPP dapat fokus ke bisnis inti perusahaan. Dengan demikian, segala unit bisnis yang tidak sejalan dengan core business akan segera dilepas guna mengurangi beban utang dan memperoleh keuntungan.
Berdasarkan Laporan Keuangan akhir Maret 2025, dikutip Jumat (2/5/2025), pendapatan usaha PTPP tercatat sebesar Rp3,51 triliun. Perolehan ini turun hingga 23,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp4,61 triliun.
Kinerja pendapatan PTPP sebagian besar dikontribusikan oleh segmen konstruksi senilai Rp2,93 triliun, atau turun 26,75% year on year (YoY) dari Rp4 triliun.
Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok penjualan juga terkoreksi 24,68% YoY menjadi Rp3,08 triliun. Hal ini membuat laba kotor PTPP turun 18,19% menjadi Rp432,06 miliar, dari sebelumnya Rp528,13 miliar pada kuartal I/2024.
Kendati pendapatan dan laba kotor mengalami tekanan, emiten BUMN Karya tersebut meraih laba tahun berjalan sebesar Rp72,07 miliar atau tumbuh 54,43% secara tahunan.
Namun demikian, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 37,23% YoY menjadi Rp59,39 miliar pada kuartal I/2025. Hal ini mengakibatkan laba per saham mengalami penyusutan dari Rp15 menjadi Rp10 per saham.
Adapun kas dan setara kas akhir periode perseroan tercatat mengalami penurunan 23,21% YoY menjadi Rp3,03 triliun atau dari Rp3,95 triliun pada akhir Maret 2024.
Dari sisi neraca keuangan, PTPP membukukan total aset sebesar Rp56,49 triliun atau turun 0,17% year to date (YtD). Liabilitas tercatat terkoreksi 0,46% YtD menjadi Rp41,14 triliun, sedangkan ekuitas meningkat 0,61% ke angka Rp15,34 triliun.