Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pada kuartal I/2025 ini melemah seiring dengan penurunan harga nikel. Maybank Sekuritas masih merekomendasikan beli saham INCO namun menurunkan target harganya.
Analis Maybank Sekuritas Hasan Barakwan dan Jeffrosenberg Chenlim mengatakan kinerja INCO pada kuartal I/2025 lemah terutama karena volume nikel matte yang rendah dan harga nikel yang menurun.
"Namun, kami yakin segmen bijih nikel akan menjadi penopang pendapatan INCO di masa depan," tulis Hasan dan Jeffrosenberg dalam riset, dikutip Selasa (13/5/2025).
Adapun, produksi nikel matte mencapai 17.027 ton pada kuartal I/2025, turun 8,1% secara kuartalan dan turun 6,4% secara tahunan akibat penutupan salah satu tungku listrik yang di luar rencana. Hal itu pun menyebabkan INCO untuk mempercepat pemeliharaan yang seharusnya dilakukan pada kuartal III/2025.
Namun demikian, awal tahun ini INCO sudah mulai menjual bijih saprolit secara komersial sekitar 80.000 ton pada kuartal I/2025. Perseroan menargetkan penjualan bijih saprolit mencapai 290.000 ton pada semester I/2025. INCO bahkan sudah menfinalisasikan RKAB untuk menambah volume saprolit sebesar 2 juta dari blok Bahodopi.
Maybank Sekuritas melihat strategi INCO itu bisa menjadi penopang penjualan bijih dalam jangka panjang. Terlebih, strategi INCO untuk mengembangkan segmen bijih nikel akan lebih membantu dan lebih tahan terhadap volatilitas harga nikel matte.
Maybank Sekuritas pun mempertahankan rekomendasi beli untuk saham INCO dengan target harga yang lebih rendah Rp3.200 dari sebelumnya Rp4.600. Target harga ini mewakili proyeksi konservatif pergerakan harga nikel ke depannya.