Bisnis.com, JAKARTA – Emiten emas PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) memberikan kisi-kisi mengenai pembagian dividen setelah bergabung dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Direktur Utama Aneka Tambang Nicolas D. Kanter menjelaskan tahun lalu seluruh laba bersih ANTM dibagikan sebagai dividen dan diserahkan ke Kementerian BUMN. Nicolas juga menuturkan pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menentukan besaran dividen ANTM.
"Kami tidak punya kewenangan untuk menentukan dividen meskipun sebenarnya ada rasio yang seharusnya diterima [sebagai dividen] dan disisihkan untuk rencana pertumbuhan kami," ucap Nicolas dalam earning calls Antam, Jumat (9/5/2025).
Sebagai informasi, Antam mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,64 triliun pada 2024, naik 18,5% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan laba bersih 2023 sebesar Rp3,07 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya, raupan laba bersih ANTM didorong oleh kinerja penjualan yang melonjak 68,56% YoY menjadi Rp69,19 triliun pada 2024, dibandingkan dengan Rp41,04 triliun pada 2023. Angka penjualan tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah ANTM.
Adapun, kontribusi penjualan domestik mencapai Rp63,96 triliun atau setara 92% terhadap keseluruhan penjualan Antam pada 2024.
Baca Juga
Di sisi lain, Nicolas menjelaskan Danantara telah melakukan pertemuan one-on-one secara formal dengan masing-masing anak perusahaan MIND ID. Pada pertemuan tersebut, menurut Nicolas, Danantara menjelaskan tentang peran mereka.
Dia menjelaskan jika ada masalah yang dihadapi Antam, terutama yang berkaitan dengan pemerintah, maka Danantara yang akan menjadi pihak yang memberikan dukungan bagi Antam.
"Namun, sejujurnya kami belum masuk ke detail, misalnya jika berkaitan dengan investasi baru, kami memang harus mendiskusikannya lebih lanjut dengan mereka," kata Nicolas.
Nicolas juga menuturkan Antam perlu menyusun rencana bisnis perseroan, dan jika ini berkaitan dengan bisnis baru atau investasi baru, Antam harus bisa meyakinkan Danantara jika bisnis ini adalah peluang yang menarik bagi Antam, dan apakah nantinya Antam yang akan berinvestasi, atau justru memberi akses kepada Danantara.
"Sejauh ini diskusinya selalu positif, karena mereka mendukung setiap proposal bisnis yang kami ajukan dan kami jelaskan kepada mereka," tuturnya.