Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal I/2025 dengan membukukan kenaikan pendapatan laba bersih.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, BYAN mencatatkan pendapatan sebesar US$890,14 juta. Angka itu melesat 15,73% year-on-year (YoY) dibandingkan torehan pendapatan perseroan sebesar US$769,12 juta pada kuartal I/2024.
Sejalan dengan itu, jumlah laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih juga meningkat menjadi US$217,91 juta. Dengan kata lain, laba bersih BYAN meningkat 3,45% YoY dari US$210,64 juta pada kuartal I/2024.
Naiknya pendapatan BYAN, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan di hampir semua sektor bisnis perseroan. Pada sektor batu bara, BYAN mencatatkan pendapatan sebesar US$1,17 miliar. Angka itu meningkat 2,69% YoY dari US$1,14 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan perseroan di sektor non-batu bara bahkan meningkat 55,22% YoY dari US$277,89 juta menjadi US$431,36 juta pada kuartal I/2025.
Pada saat yang bersamaan, beban pokok pendapatan BYAN juga meningkat 25,80% YoY dari US$456,97 juta pada kuartal I/2024 menjadi US$574,90 juta pada kuartal I/2025. Akan tetapi, beban penjualan perseroan justru menurun tipis 4,24% YoY menjadi US$10,51 juta pada kuartal I/2025.
Penurunan beban penjualan juga sejalan dengan penurunan beban umum dan administrasi sebesar 9,06% YoY dari US$12,13 juta pada kuartal I/2024 menjadi US$11,03 juta pada kuartal I/2025, serta penurunan beban keuangan sebesar 28,54% YoY menjadi US$4,62 juta pada kuartal I/2025.
Baca Juga
Adapun, jumlah aset perseroan justru menyusut sebesar 7,79% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD). Pada akhir Desember 2024, jumlah aset BYAN menyentuh angka US$3,52 miliar. Kini, jumlah aset BYAN tercatat sebesar US$3,24 miliar pada akhir Maret 2025.
Di lantai Bursa, saham BYAN terpantau menguat 3,32% atau 650 poin ke level harga Rp20.250 per lembar. kendati begitu, sepanjang tahun berjalan 2025, saham BYAN masih terkoreksi 2,06%.
Saham BYAN sempat terkoreksi tajam hingga menyentuh level harga Rp17.025 pada perdagangan 14 April 2025. Angka itu terendah sepanjang tahun 2025.
Pada 2025, BYAN menargetkan akan memproduksi sebanyak 69—72 juta ton batu bara. Manajemen Bayan Resources dalam keterangannya menuturkan volume produksi batu bara pada 2025 diperkirakan meningkat antara 20% hingga 25%, sejalan dengan ekspansi yang berlanjut.
Total produksi batu bara tahun 2025 direncanakan berada dalam kisaran 69—72 juta ton. Sementara itu, volume penjualan batu bara BYAN diperkirakan berada dalam kisaran 70—72 juta ton.
Dengan volume produksi, penjualan, dan proyeksi harga tersebut, BYAN memperkirakan pendapatan pada 2025 akan mencapai US$4,1 miliar hingga US$4,4 miliar.
Di sisi lain, BYAN turut menganggarkan anggaran belanja modal hingga sebesar US$300 juta untuk tahun ini. Dalam panduannya untuk tahun 2025, manajemen BYAN menuturkan bahwa perseroan menganggarkan capex sebesar US$200 juta hingga US$300 juta, yang mayoritas dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur.
“Alokasi capex untuk pengembangan bangunan dan infrastruktur mencapai 86%,” kata manajemen BYAN beberapa waktu lalu.
Sementara itu, alokasi capex sebanyak 12% untuk peralatan dan mesin, serta 2% untuk peralatan lainnya.
BYAN juga menjelaskan terdapat sejumlah proyek yang akan menggunakan dana capex tersebut. Proyek tersebut seperti proyek relokasi kamp dan workshop di Tabang, Kalimantan Timur dengan nilai US$100—US$150 juta.
Kemudian, untuk pengadaan dan penggantian alat berat senilai US$34 juta, pembangunan kolam pengendapan baru sebesar US$20—US$30 juta, serta peningkatan fasilitas impor dan ekspor dermaga BCT tahap 6 sebesar US$20—US$30 juta.
Proyek lain yang juga akan digarap emiten milik Low Tuck Kwong ini pada 2025 adalah pengaspalan jalan angkut Muara Pahu sebesar US$10—US$20 juta, pengalihan aliran sungai sebesar US$10—US$20 juta, serta penambahan pemuat tongkang ke-4 di Muara Pahu US$10—US$20 juta.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.