Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rugi GOTO Kian Menyusut, Kapan Untungnya?

PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan penurunan rugi bersih hingga 61% sepanjang kuartal I/2025. Mampukah GOTO meraup untung dalam waktu dekat?
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan penurunan rugi bersih hingga 61% sepanjang kuartal I/2025 menjadi Rp367 miliar. Seiring dengan raihan kinerja tersebut, mampukah GOTO meraup untung dalam waktu dekat?

Dalam ikhtisar kinerjanya, GOTO membukukan rugi bersih Rp367 miliar hingga akhir kuartal I/2025. Jumlah itu mengalami penurunan 61% jika dibandingkan dengan kuartal I/2024 sebesar Rp937 miliar.

Penurunan rugi bersih GOTO disebabkan kinerja pendapatan yang mengalami kenaikan. Emiten teknologi itu tercatat mencetak pendapatan bersih menjadi Rp4,23 triliun sepanjang kuartal I/2025, naik 4% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,07 triliun pada kuartal I/2024.

Direktur Utama Grup GOTO Patrick Walujo mengatakan GOTO memulai tahun ini dengan momentum yang kuat, mencetak rekor baru, dan kinerja kuartalan yang menguntungkan.

"Hal ini mencerminkan eksekusi yang disiplin dari strategi kami dan kekuatan model ekosistem kami. Kami terus mengoptimalkan basis pelanggan kami untuk mencakup segmen pengguna premium yang memiliki daya beli tinggi dengan tingkat keterlibatan yang tetap tangguh sehingga memberikan stabilitas lebih kuat bagi bisnis kami," kata Patrick, Selasa (29/4/2025).

Pada saat yang sama, lanjut Patrick, GOTO terus meningkatkan penawaran di semua segmen yang didorong oleh inovasi produk berkelanjutan dan investasi di bidang teknologi untuk menghadirkan pengalaman yang lebih baik dan mendorong ekspansi yang lebih luas.

Seluruh upaya ini memperluas jangkauan GOTO, meningkatkan profitabilitas, dan memposisikan bisnis untuk pertumbuhan jangka panjang.

Sementara itu, Direktur Keuangan GOTO Simon Ho mengatakan GOTO berhasil mencatatkan pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan profitabilitas di seluruh bisnis walaupun di bulan Ramadan yang tahun ini jatuh pada kuartal pertama yang biasanya terjadi perlambatan pertumbuhan di tingkat Grup. 

Menurut Simon, bisnis pinjaman GOTO terus menjadi pendorong pertumbuhan, dengan portofolio pinjaman konsumen yang tumbuh 108% secara tahunan.

Untuk On-Demand Services, GOTO mencatatkan perbaikan margin tiga kuartal berturut-turut, dan GTV meningkat 17,6% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

Awal yang kuat ini merefleksikan kekuatan bisnis GOTO dan kemampuan kami untuk menavigasi tantangan makroekonomi.

Pada triwulan I/2025, adjusted EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization) Grup GOTO mencapai Rp393 miliar.

“EBITDA ini mencetak untung dibandingkan rugi Rp101 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Simon Ho.

Terkait capaian positif EBITDA disesuaikan Grup GOTO pada kuartal I/2025, Simon memerinci penopangnya adalah perbaikan dari sisi pendapatan dan peningkatan efisiensi biaya. Adapun, imbalan jasa e-commerce yang GOTO peroleh dari PT Tokopedia sebesar Rp217 miliar pada kuartal I/2025.

Oleh karena itu, pihaknya optimistis untuk mencapai target yang telah ditetapkan perseroan sepanjang 2025.

"Kami memperkirakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di sisa tahun 2025 dan tetap yakin dapat mencapai pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun penuh sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun,” ucap Simon.

Kendati begitu, catatan kinerja GOTO sepanjang kuartal I/2025 ini masih lebih rendah dari prediksi analis.

Ramalan Profitabilitas GOTO

Berdasarkan konsensus analis Bloomberg, GOTO diperkirakan membukukan rugi bersih (net loss) Rp38,7 miliar pada kuartal I/2025. Adapun, pendapatan GOTO pada Januari—Maret 2025 diestimasi turun 3,36% year-on-year (YoY) menjadi Rp3,94 triliun. 

Analis Bloomberg Intelligence Nathan Naidu mengatakan kuatnya prospek segmen bisnis teknologi finansial (tekfin) dan jasa on-demand membuka jalan bagi GOTO menuju laba bersih. 

“Fintech diharapkan menghasilkan setidaknya 20% EBITDA setahun penuh didorong oleh margin tinggi pinjaman buy-now-pay-later kepada pembeli TikTok Shop,” ungkapnya seperti dilansir Bloomberg, Senin (28/4/2025). 

Jasa on-demand juga dinilai akan tetap menjadi kunci pendorong profit untuk ekspansi ke jasa pengiriman makanan premium dan periklanan. Di sisi lain, GOTO diestimasi mengucurkan Rp300 miliar untuk memenuhi mandat pemberian bonus hari raya.

Analis Bahana Sekuritas Kevin Jonathan Panjaitan mengestimasi adjusted EBITDA GoTo Gojek Tokopedia sebesar Rp1,4 triliun—Rp1,6 triliun. Estimasi itu diperkirakan berasal dari layanan on-demand Rp1,1 triliun dan fintech Rp300 miliar. 

“Bahana tetap melihat GOTO akan membukukan rugi bersih pada 2025 senilai Rp3,9 triliun, terutama karena penurunan hasil investasi dari kerugian Tokopedia.” 

Sementara itu, analis Sucor Sekuritas Paulus memandang prospek GOTO pada 2025 cenderung konservatif mengingat tekanan ekonomi pada tahun ini. 

“Panduan kemungkinan telah mengimplikasikan melambatnya pertumbuhan profitabilitas dengan asumsi kenaikan fee income dari Tokopedia dan TikTok Shop.”

Analis Valbury Asia Sekuritas Laurencia Hiemas menjelaskan pihaknya menyoroti kinerja solid perseroan sepanjang 2025 dan prospek positif pada kinerj aGOTO pada tahun ini. 

“Kami memperbarui perkiraan kami agar selaras dengan fundamental perusahaan yang membaik,” jelasnya dalam riset Valbury Asia Sekuritas baru-baru ini.

Menurutnya, bisnis teknologi finansial atau fintech GOTO akan memimpin peningkatan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) dengan pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) diestimasikan sebesar 10%–15%. 

Kendati begitu, jelas Laurencia, tingkat penerimaan segmen bisnis itu tetap rendah yakni berkisar 1% dibandingkan sekitar 18% dari segmen bisnis GOTO lainnya yakni on-demand service (ODS). 

Pendapatan GOTO pun diproyeksikan tumbuh sekitar 9%–14% pada 2025–2027F dengan didukung oleh peningkatan pendapatan iklan, efisiensi biaya, dan penghematan cloud. 

“Dengan menggunakan pendekatan SOTP, kami menetapkan EV/Penjualan 3,5x untuk ODS, 6,4x untuk GoPay, dan mark-to-market untuk Bank Jago. Dengan menerapkan diskon 30% untuk mencerminkan sentimen pasar yang tidak terlalu kuat pasca-IPO, kami memperoleh nilai wajar sebesar Rp110/saham, yang menyiratkan kenaikan +37,5%.”

Di lantai Bursa, saham GOTO terpantau naik 2 poin atau 2,35% ke posisi Rp87 per lembar pada perdagangan Rabu (30/4/2025). Dalam sepekan terakhir, GOTO telah menguat 7,50% dan sepanjang tahun berjalan 2025, saham GOTO telah melonjak 22,54%.

Mayoritas analis yang mengulas saham GOTO memberikan pandangan positif terhadap prospek saham emiten sektor teknologi itu. 

Berdasarkan konsensus analis Bloomberg, sebanyak 24 analis merekomendasikan beli dan 7 analis menyarankan hold untuk saham GOTO. 

Terbaru, analis Macquarie Ariyanto Jahja menyematkan peringkat outperform terhadap GOTO dengan target harga Rp105. Senada, analis JP Morgan Henry Wibowo juga memberikan peringkat overweight untuk GOTO dengan target harga Rp95 per saham. 

Dua analis lainnya merekomendasikan beli terhadap saham GOTO, yaitu analis Valbury Asia Sekuritas Laurencia Hiemas dengan target harga Rp110 dan analis Ciptadana Sekuritas Gani dengan target harga yang lebih tinggi yaitu Rp150 per saham.

______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper