Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) meminta pemerintah untuk menggenjot stimulus guna meningkatkan daya beli masyarakat, di tengah lesunya industri otomotif domestik.
Direktur PT Astra Otoparts Sophie Handili mengatakan, sinergi antara pemerintah dan pelaku industri sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan, terutama dari eksternal seperti kebijakan tarif impor tinggi dari Amerika Serikat (AS).
Perlu diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda sementara selama 90 hari atas tarif resiprokal ke 56 negara, termasuk Indonesia yang kena tarif 32%. Meskipun demikian, risiko perang dagang tetap ada, lantaran China justru mengalami kenaikan tarif hingga 125%.
"Kami mendorong agar pemerintah dapat memberikan dukungan bagi industri yang terdampak langsung, agar tetap dapat bertahan dan menjaga daya saing selama proses negosiasi internasional berlangsung," ujar Sophie kepada Bisnis, dikutip Senin (21/4/2025).
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, total penjualan mobil secara wholesales sepanjang Januari-Maret 2025 mencapai 205.160 unit, turun 4,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 215.250 unit.
Adapun, penjualan mobil secara ritel alias dari dealer ke konsumen pun susut 8,9% menjadi 210.483 unit, dibandingkan 3 bulan pertama 2024 sebanyak 231.027 unit. Lesunya penjualan mobil itu juga berdampak terhadap industri komponen otomotif, termasuk AUTO.
Baca Juga
"Selain itu, stimulus ekonomi di dalam negeri juga sangat krusial. Dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan sektor-sektor strategis, industri otomotif dan komponennya bisa tetap tumbuh meskipun menghadapi tekanan global," jelasnya.
Alhasil, anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) itu tengah menyiapkan strategi untuk memperluas pasar ekspor, di tengah risiko perang dagang global.
Adapun, saat ini pasar ekspor utama AUTO masih didominasi oleh negara-negara di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Sophie mengatakan, wilayah ini memiliki permintaan yang cukup stabil terhadap produk-produk komponen otomotif AUTO.
Upaya ini dilakukan melalui penguatan kemitraan global, peningkatan kualitas dan standar produk sesuai regulasi internasional, serta pemanfaatan jaringan distribusi yang lebih luas.
"Kami percaya bahwa ketahanan industri otomotif Indonesia cukup kuat, dan kami terus memastikan agar AUTO tetap adaptif, kompetitif, dan siap menghadapi berbagai skenario pasar ke depan," pungkasnya.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.