Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Lesu Sentuh Level Rp16.826,5 per Dolar AS

Rupiah mengakhiri perdagangan hari ini, Selasa (15/4/2025) dengan melemah 0,24% atau 40 poin ke level Rp16.826,5 per dolar AS.
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.826,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (15/4/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,24% atau 40 poin ke level Rp16.826,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau turun 0,07% ke posisi 99,56.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,06%, dolar Taiwan melemah 0,16%, won Korea Selatan melemah 0,32%, ringgit Malaysia melemah 0,03%, serta baht Thailand melemah 0,35%.

Sementara, peso Filipina menguat 0,49%, rupee India menguat 0,33%, dan yuan China menguat 0,02%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Dari luar negeri, pergerakan rupiah masih dipengaruhi oleh tarik ulur kebijakan tarif impor AS.

Presiden AS Donald Trump mengindikasikan potensi penangguhan tarif 25% pada impor kendaraan asing, terutama dari negara-negara seperti Meksiko dan Kanada.

Sebelumnya, AS mengumumkan pengecualian tarif untuk barang elektronik tertentu, termasuk telepon pintar dan laptop, terutama dari China.

Perkembangan ini telah meredakan beberapa kekhawatiran pasar atas meningkatnya ketegangan perdagangan. Namun, investor masih berhati-hati karena pemerintahan Trump terus berprogres dalam rencana tarif impor semikonduktor dan farmasi.

Kebijakan tarif pemerintahan Trump merupakan guncangan besar bagi ekonomi AS yang dapat menyebabkan The Fed memangkas suku bunga untuk mencegah resesi bahkan jika inflasi tetap tinggi.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 sebesar US$157,1 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan posisi pada akhir Februari 2025 yang sebesar US$154,5 miliar.

Menurut BI, kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Peningkatan ini terjadi di tengah upaya BI melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons terhadap ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Untuk perdagangan besok, Rabu (16/4/2025), mata uang rupiah diproyeksikan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.810 - Rp16.870 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper