Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kian Menanjak Jelang Lebaran, Cetak Rekor US$3.059 per Troy Ounce!

Harga emas masih menunjukan kinerja peningkatan menjelang Lebaran. Analis memproyeksikan tren naik emas diprediksi masih berlanjut.
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas masih menunjukan peningkatan signifikan menjelang Lebaran 2025. Analis memproyeksikan tren harga naik emas diprediksi masih berlanjut.

Harga emas global (XAU/USD) kembali mencatatkan rekor tertinggi kemarin, Kamis (27/3/2025), mencapai level US$3.059 per troy ounce.

Sementara, harga emas Antam pun kembali naik pada perdagangan hari ini Jumat (28/3/2025) ke level Rp1.792.000 per gram, dibandingkan sehari sebelumnya atau Kamis (27/3/2025) di level Rp1.776.000.

Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha menilai kenaikan harga emas didorong oleh ketidakpastian yang meningkat di pasar global akibat kebijakan perdagangan Presiden AS, Donald Trump.

"Kebijakan Trump memperburuk ketegangan dagang dan meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat (28/3/2025).

Ia memproyeksikan tren naik harga emas diprediksi masih berlanjut. Kombinasi pola candlestick dan indikator moving average yang terbentuk saat ini menunjukkan bahwa harga emas hari ini berpotensi naik hingga mencapai level US$3.100. Namun, jika harga emas gagal menembus level tersebut dan mengalami pembalikan alias reversal, maka ada kemungkinan penurunan ke level US$3.035 sebagai target terdekat.

Meskipun tren naik masih kuat, harga emas mengalami sedikit hambatan akibat penguatan dolar AS. Sentimen hati-hati dari The Fed juga memengaruhi pergerakan harga emas, dengan pasar uang mulai memperhitungkan pemangkasan suku bunga sebesar 64,5 basis poin pada 2025.

Di sisi fundamental, data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda ketahanan yang kuat. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun tetap stabil, naik satu basis poin menjadi 4,37%, sementara imbal hasil riil AS turun tipis ke 1,97%. Kondisi ini menandakan bahwa pasar masih mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

Sebelumnya, UBS Global Wealth Management telah merevisi naik proyeksi harga emas seiring dengan meningkatnya risiko perang dagang global yang berlarut-larut. 

UBS memprediksi emas batangan akan diperdagangkan pada harga US$3.200 per troy ounce dalam empat kuartal 2025, naik dari perkiraan tim sebelumnya yang telah lama dipegang sebesar US$3.000. 

"Kenaikan tersebut karena konflik perdagangan yang meningkat menggarisbawahi peran logam mulia sebagai penyimpan nilai di masa yang tidak pasti," demikian kutipan laporan analis dari Kepala Kantor Investasi UBS Global Wealth Management, termasuk Wayne Gordon dan Giovanni Staunovo.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper