Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp16.406 per Dolar AS

Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.406 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (17/3/2025).
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.406 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (17/3/2025). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan turun 0,34% atau 56 poin ke posisi Rp16.406 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat menguat 0,03% ke posisi 103,392.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Won Korea menguat 0,26%, rupee India menguat 0,20%, baht Thailand menguat 0,01%, dolar Singapura menguat 0,01%, dan dolar Hong Kong menguat 0,02%.

Sementara itu, mata uang lainnya yakni dolar Taiwan melemah sebesar 0,11%, yuan China melemah 0,04%, yen Jepang melemah 0,10%, peso Filipina melemah 0,08%, dan ringgit Malaysia melemah 0,07%.

Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini, Senin (17/3/2025) mata uang rupiah ditutup melemah 56 poin ke level Rp16.406 setelah sebelumnya melemah 60 poin ke level Rp16.428 per dolar AS.

Kemudian untuk perdagangan besok, Selasa (18/3/2025), dia memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah di rentang Rp16.390-Rp16.450 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan bahwa pergolakan geopolitik di Timur Tengah telah meningkat setelah AS melancarkan gelombang serangan udara terhadap pemberontak Houthi di Yaman, sebagai balasan atas serangan terhadap jalur pelayaran di Laut Merah.

Dia mengungkap adanya tanda-tanda kemajuan dalam perundingan gencatan senjata Rusia-Ukraina, dengan Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa dia akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin besok, pada Selasa (18/3/2025).

Selain itu, Trump juga mengulangi ancamannya tentang tarif timbal balik dan sektoral yang akan dikenakan pada 2 April mendatang. Ibrahim menegaskan bahwa ini sebuah langkah yang secara luas diperkirakan akan meningkatkan perang dagang global yang sedang terjadi. 

"Namun pasar tidak yakin tentang seberapa besar Trump akan berkomitmen pada tarif tersebut, mengingat bahwa dia telah mengubah langkah-langkah terhadap Kanada dan Meksiko pada awal bulan ini," ujarnya.

Menurutnya, China dan Uni Eropa akan memberikan tindakan balasan terhadap AS, dan diperkirakan akan memberlakukan tindakan yang lebih ketat terhadap tarif balasan Trump. Kekhawatiran akan gangguan perdagangan dan potensi lonjakan inflasi akibat tarif tersebut memicu kekhawatiran akan resesi AS.

Kemudian, Ibrahim mengatakan bahwa fokus pasar pada pekan ini, antisipasi serangkaian pertemuan bank sentral pekan ini, terutama Federal Reserve (Fed), Bank of Japan (BoJ), dan Bank of England (BoE).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper