Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) alias bank BUMN mencatatkan kinerja beragam pada Januari 2025.
Keempat bank anggota Himbara atau Bank BUMN itu adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), serta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN).
Berdasarkan laporan keuangan bulanan masing-masing, dua dari empat bank mencatatkan pertumbuhan laba single digit secara tahunan (year on year/YoY). Sementara itu, dua bank lainnya mengalami tekanan kinerja seiring dengan adanya koreksi perolehan laba.
Berita kinerja Himbara jadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium. Berikut adalah rangkumannya untuk Jumat (14/3/2024).
Baca Juga
1. Amunisi Jangka Panjang Saham XL Axiata (EXCL)
Dibandingkan pesaingnya, Telkom (TLKM) dan Indosat (ISAT) yang bergerak landai, saham PT XL Axiata Tbk. (EXCL) relatif stabil. Hal itu disinyalir lantaran aksi merger dengan Smartfren (FREN) yang kemudian membentuk XLSmart.
Harga buyback saham EXCL yang berada pada Rp2.350 per lembar ikut jagi penyokong. Lantas bagaimana peluang XLSmart untuk jangka menengah dan panjang?
2. Kans Saham Indosat (ISAT): Geber Kecerdasan Buatan (AI) dan Divestasi Fiber Optik
Saham PT Indosat Tbk. (ISAT) menjadi salah satu yang tertekan cukup dalam pada awal 2025 dibandingkan pesaingnya. Padahal, ISAT mencatatkan pertumbuhan laba sepanjang 2024 lalu.
Lantas bagaimana kans saham ISAT yang belakangan santer mengadopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memperkuat bisnis dan operasionalnya?
3. Ragam Kinerja BMRI, BBRI, BBNI, dan BBTN Januari 2025, Makin Moncer atau Meredup?
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memandang bahwa tantangan likuiditas masih akan terus terjadi pada 2025. Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyatakan pihaknya akan berfokus terhadap bisnis transaksi dan penghimpunan dana murah alias current account saving account (CASA).
“Ini yang nanti diharapkan agar DPK akan tumbuh lebih baik pada tahun depan dan akan men-support pertumbuhan kredit,” katanya kepada wartawan saat acara PTIJK OJK di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Menurutnya, berbeda dengan fokus pada 2024 yang secara agresif meningkatkan market share, Bank Mandiri akan menggenjot laju pertumbuhan simpanan dan kredit pada tahun ini.
4. Mengukur Prospek & Tantangan Kendaraan Niaga pada 2025
Penjualan kendaraan niaga, seperti truk dan pikap diprediksi masih akan menghadapi sejumlah tantangan pada 2025. Namun, tak menutup kemungkinan penjualan segmen niaga memiliki prospek cerah pada tahun ini.
Dalam industri otomotif, segmen kendaraan niaga sering kali menjadi indikator awal dari tren pasar yang lebih luas, karena berkaitan langsung dengan pertumbuhan ekonomi, seperti logistik, konstruksi atau pertanian. Alhasil, hal itu menimbulkan efek multiplier ke segmen kendaraan penumpang.
Pakar Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai prospek penjualan kendaraan niaga seperti truk dan pikap di Indonesia pada 2025 diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang positif.
5. Perjalanan APBN KiTa Per Februari Sejak Pandemi, Tren Surplus Tiga Tahun Terhenti
Kementerian Keuangan langsung merapel kondisi keuangan negara melalui APBN KiTa ke Februari. Data yang belum stabil menjadi alasan arus kas untuk Januari tidak disampaikan. Sementara itu, Indonesia memutus tren surplus tiga tahun beruntun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pendapatan negara per Februari 2025 sebesar Rp316,9 triliun. Akan tetapi pengeluarannya lebih besar, yaitu Rp348,1 triliun.
Alhasil, APBN mengalami defisit sebesar Rp31,2 triliun atau setara dengan 0,13% terhadap produk domestik bruto (PDB). “Jadi defisit 0,13% itu masih di dalam target desain APBN sebesar 2,53% dari PDB,” katanya saat konferensi pers, Kamis (13/3/2025).