Bisnis.com, JAKARTA — Investor asing mengincar investasi ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia, saat ketidakpastian pasar global.
Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal yang masuk ke pasar SBN dalam negeri sebesar Rp22 triliun sepanjang tahun berjalan.
Head of Fixed Income at PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan bahwa pasar SBN masih menarik bagi investor asing.
"Instrumen SBN ini menarik, karena memang terukur risikonya, dan apalagi sekarang likuiditasnya semakin baik kalau dibandingkan dengan 5 tahun atau 10 tahun terakhir," katanya, Rabu (12/3/2025).
Menurutnya, investor asing sangat tertarik dengan pasar SBN Indonesia, karena pasar dalam negeri memberikan yield yang relatif tinggi di pasar global.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa saat pasar sedang bergejolak, investor asing masih akan banyak masuk ke negara besar, terutama ke Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
"Kalau market stabil secara global, itu akan membuat investor asing masuk ke emerging market termasuk ke Indonesia," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa saat ini ketidakpastian di pasar global meningkat, terutama semenjak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, karena secara tidak langsung memicu perang dagang, dan membuat pasar secara global penuh ketidakpastian, terutama negara emerging market.
Sementara itu, dia menyarankan kepada investor untuk memasukan portofolio secara bertahap, memanfaatkan kondisi pasar, dan bisa mengamati tren suku bunga di global maupun di negara sendiri, untuk berinvestasi.
Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa pemerintah rutin menerbitkan SBN atau obligasi, lantaran ingin membuat pasar liquid, dan yield di pasar bisa stabil.
"Pemerintah perlu mendorong industri-industri dalam negeri, terutama investor dalam negeri, untuk bisa punya akses ke pasar dan informasi tentang kondisi makro juga dibuka ke masyarakat, agar investor bisa menilai risikonya," tambahnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.