Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa anjlok pada perdagangan Senin (10/3/2025) di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap kebijakan anggaran Jerman, perlambatan ekonomi AS, serta dampak perang dagang yang kian membayangi.
Melansir Reuters, Selasa (11/3/2025), indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 1,3% ke level terendah dalam satu bulan terakhir. Tekanan terbesar datang dari sektor teknologi, sementara Novo Nordisk A/S, salah satu saham dengan bobot terbesar di indeks, mencatat penurunan tajam.
Sektor teknologi mencatat kinerja terburuk, dengan indeks Stoxx Tech hampir menghapus seluruh keuntungannya sepanjang tahun ini. Saham perbankan yang sebelumnya menjadi pendorong reli pasar sepanjang 2025 turut terkoreksi.
Pasar saham AS juga tergelincir setelah Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa ekonomi AS sedang memasuki “periode transisi.”
Saham-saham dengan momentum tinggi menjadi perhatian utama investor. Indeks UBS, yang mencakup UCB SA, Siemens Energy AG, dan Rolls-Royce Holdings Plc, anjlok 3,3%.
Tekanan semakin besar setelah Partai Hijau Jerman menolak rancangan paket stimulus berbasis utang yang bertujuan mengalokasikan miliaran euro untuk pengeluaran pertahanan dan infrastruktur.
Baca Juga
Di sisi lain, Novo Nordisk mengalami pukulan telak setelah sahamnya anjlok 8,1% akibat hasil uji klinis obat CagriSema yang tidak sesuai ekspektasi investor.
Ketegangan perdagangan yang meningkat sejak pekan lalu terus menekan pasar. Namun, saham sektor pertahanan tetap menjadi titik terang, mengingat Eropa tengah bersiap memasuki era baru dengan peningkatan belanja militer dan infrastruktur.
Optimisme terhadap potensi stimulus fiskal di zona euro mendorong analis HSBC untuk meningkatkan peringkat saham Eropa (di luar Inggris) dari underweight menjadi overweight.
Meskipun terjadi koreksi, indeks Stoxx 600 masih mencatatkan kenaikan 7,6% sepanjang tahun ini dan mengungguli pasar saham AS yang mengalami tren negatif. Investor juga mencermati indikasi perbaikan di sektor industri Jerman, yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mengalami kontraksi sebelumnya.
Manajer portofolio global PineBridge Investments Hani Redha mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi Eropa yang lebih tinggi dibanding kawasan lain membuat saham-saham di bursa benua ini tetap menarik, meskipun kinerja mereka sudah cukup kuat sepanjang tahun ini.
“Ancaman tarif perdagangan masih membayangi, sehingga pendekatan investasi bertahap dalam beberapa bulan ke depan adalah langkah yang bijak,” ujar Redha.
Dia melanjutkan, sektor siklikal seperti keuangan, industri, dan pertahanan berpotensi menjadi pemenang utama dalam jangka panjang.