Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian besar analis menyematkan pandangan positif untuk emiten cat Hermanto Tanoko, PT Avia Avian Tbk. (AVIA) kendati daya beli masyarakat belakangan terkoreksi lebar.
Sebanyak 11 dari 12 analis merekomendasikan beli untuk AVIA, dengan rata-rata target harga mencapai Rp623 per saham untuk 12 bulan ke depan. Target harga itu mencerminkan potensi imbal hasil sebesar 63,9%.
Rekomendasi beli teranyar disematkan oleh analis Sucor Sekuritas Jeremy Hansen N.H. Dalam risetnya, Jeremy berpendapat AVIA saat ini memiliki posisi kas bersih dan setara kas sebesar Rp5,2 triliun, termasuk di dalamnya obligasi pemerintah sebesar Rp2,95 triliun.
“Yang membuat perusahaan bisa tumbuh secara inorganik dan mempertahankan rasio dividen tinggi minimum 85%, dengan dividend yield yang menarik 6,2%,” tulis Jeremy lewat riset dikutip Rabu (5/3/2025).
Selain itu, Jeremy menggarisbawahi ekspansi yang saat ini dikerjakan AVIA meliputi peluncuran produk anyar, perluasan empat jaringan distribusi tahun ini serta akuisisi perusahaan baru.
“Kami memperkirakan laba tahun ini bisa mencapai Rp1,72 triliun [tumbuh 4% secara tahunan], dengan proyeksi CAGR 2024 sampai 2029 sebesar 6%, ditopang oleh pertumbuhan volume dan margin profit yang stabil,” tuturnya.
Sementara itu, analis dari Buana Capital Dennis Tay mengatakan rencana akuisisi oleh AVIA akal menambah produk dan penjualan perseroan tahun ini.
“AVIA sebentar lagi akan menyelesaikan perusahaan di lini bisnis baru yang akan menambah produksi dan pertumbuhan penjualan perseroan tahun ini,” kata Dennis lewat riset dikutip, Rabu (5/3/2025).
Kendati demikian, Dennis menggarisbawahi, strategi pertumbuhan AVIA bakal berhadapan dengan daya beli masyarakat yang makin melorot sampai awal tahun ini.
Manajemen AVIA, menurut Dennis, bakal berfokus untuk meningkatkan pangsa pasar dari kompetitor saat ini.
“Kalkulasi kami, pendapatan, EBITDA dan laba akan tumbuh sekitar masing-masing 2%, 3% dan 2% secara tahunan,” kata Dennis.
Wakil Presiden Direktur AVIA Ruslan Tanoko menuturkan perseroannya menargetkan pertumbuhan topline di rentang 6% sampai dengan 10% tahun ini, ditopang oleh kenaikan volume penjualan sebesar 4% sampai dengan 8%.
Selain itu, manajemen berupaya untuk menjaga net profit margin di kisaran 21% sampai dengan 23% tahun ini.
“Kalau kita lihat pada kuartal IV/2024 dengan budget promosi yang kita perkecil, pertumbuhan pendapatan kita bisa tumbuh double digit atau 11%, ini yang mau kita teruskan tahun ini,” kata Ruslan saat wawancara dengan Bisnis Indonesia, Rabu (3/3/2025).
Berdasarkan Laporan Keuangan, AVIA membukukan laba bersih sebesar Rp1,66 triliun sepanjang 2024. Perolehan ini tumbuh sebesar 1,35% secara tahunan.
Peningkatan laba bersih membuat laba per saham dasar yang dapat diatribusikan ke entitas induk juga naik dari posisi Rp26,51 pada 2023 menjadi Rp27,16 per saham.
Dari sisi top line, AVIA mengantongi penjualan bersih sebesar Rp7,47 triliun. Raihan itu tumbuh 6,48% dari capaian tahun sebelumnya yakni Rp7,01 triliun.
Penjualan bersih AVIA ditopang oleh segmen solusi arsitektur yang berkontribusi sebesar Rp5,84 triliun atau naik dari posisi Rp5,61 triliun pada 2023. Adapun segmen barang dagangan menyumbang Rp1,62 triliun, naik 16,07% year on year (YoY).
Sementara itu, berdasarkan jaringan distribusi, AVIA meraih pendapatan sebesar Rp6,69 triliun dari distributor sendiri, sedangkan distributor pihak ketiga dan penjualan langsung menyumbang Rp735,51 miliar serta Rp40,45 miliar.
Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok yang dipikul perusahaan juga meningkat 7,75% YoY menjadi Rp4,13 triliun. Capaian ini menghasilkan laba kotor sebesar Rp3,34 triliun pada 2024, tumbuh 4,94% dari posisi Rp3,18 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.