Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Brantas Abipraya Perkirakan 3.300 Pekerjaan Hilang Akibat Efisiensi Anggaran

PT Brantas Abipraya (Persero) memperkirakan akan ada ribuan pekerjaan yang terancam hilang akibat efisiensi anggaran pemerintah.
Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – BUMN Karya PT Brantas Abipraya (Persero) memperkirakan akan ada 3.300 pekerjaan yang terancam hilang akibat efisiensi anggaran pemerintah.

Presiden RI Prabowo Subianto diketahui telah mengumumkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025, yang menetapkan efisiensi belanja fiskal pada tahun ini mencapai Rp306,69 triliun atau 8% dari total anggaran.

Sebagian besar efisiensi akan diperoleh dari pengurangan anggaran kementerian/lembaga yang mencapai Rp256,1 triliun, sedangkan sisanya atau Rp50,59 triliun berasal dari transfer ke pemerintah daerah.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menjadi salah satu pihak yang terdampak. Pada tahun ini, pagu indikatif kementerian ditetapkan sebesar Rp50,48 triliun atau susut Rp60,47 triliun dari pagu awal yang mencapai Rp110,95 triliun.

Direktur Utama Brantas Abipraya Sugeng Rochadi mengatakan bahwa berdasarkan kalkulasi perusahaan, setiap Rp1 triliun anggaran yang dipangkas dapat berdampak pada hilangnya sekitar 3.300 lapangan pekerjaan per tahun.

“Kami berhitung kalau Rp1 triliun anggaran itu turun, maka akan berdampak sekitar 3.300 pekerja per tahun akan kehilangan pekerjaan,” ujarnya saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Di samping itu, langkah efisiensi anggaran pemerintah turut memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Musababnya, kontrak dari Kementerian PU dan pemerintah pusat memiliki porsi 50%-60%.

Dari sisi kinerja, pengurangan anggaran diperkirakan membuat pendapatan Abipraya tergerus menjadi Rp6,7 triliun dari seharusnya Rp10,2 triliun. Kontrak baru juga diprediksi tertekan dari Rp9,08 triliun menjadi hanya Rp7,22 triliun.

Akibatnya, laba bersih yang ditargetkan mencapai Rp221,02 miliar dalam rencana kerja anggaran 2025, diproyeksikan hanya tembus Rp27,61 miliar pada tahun ini.

“Tentunya akan menjadi suatu tantangan dan perlu ada strategi khusus untuk mencapai target. Dengan kondisi tersebut, tentunya akan berdampak terhadap sisi penurunan kinerja kemudian mengenai pengurangan tenaga kerja,” kata Sugeng.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper