Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham utama Wall Street Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Senin (3/2/2025), namun berhasil memangkas sebagian besar kerugian awal setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan tarif terhadap Meksiko.
Keputusan ini diambil setelah kebijakan tarif Trump terhadap tiga negara sebelumnya memicu kepanikan global, mendorong investor memburu aset aman.
Melansir Reuters, Selasa (4/2/2025), indeks S&P 500 merosot 45,45 poin atau 0,75% ke 5.995,01, indeks Nasdaq Composite turun 235,21 poin atau 1,20% ke 19.392,23, dan Dow Jones Industrial Average melemah 124,47 poin atau 0,27% ke 44.420,19.
Trump mengatakan bahwa penerapan tarif terhadap Meksiko ditangguhkan selama satu bulan, menyusul kesepakatan negara itu untuk memperketat perbatasan utara dengan pengerahan 10.000 personel Garda Nasional guna menekan penyelundupan narkotika ilegal, terutama fentanyl.
Akhir pekan lalu, Trump mengejutkan pasar dengan pengumuman tarif baru, yakni 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada, serta 10% untuk China. Ia mengakui bahwa kebijakan ini dapat menimbulkan dampak ekonomi dalam jangka pendek bagi rakyat Amerika.
"Trump benar-benar serius menggunakan tarif sebagai alat utama kebijakannya, dan kita harus bersiap menghadapi perjalanan yang bergejolak," ujar Carol Schleif, Kepala Investasi di BMO Family Office.
Baca Juga
Ia juga menambahkan bahwa Uni Eropa kemungkinan akan menjadi sasaran berikutnya.
Analis dari Citi memperingatkan bahwa jika kebijakan tarif ini terus berlanjut, pasar bisa mengalami tekanan lebih lanjut, sementara dampak inflasi mulai terasa.
Pergerakan sektor dalam S&P 500 bervariasi. Sektor defensif seperti layanan kesehatan dan barang konsumer pokok menguat, sementara sektor saham teknologi informasidan barang konsumsi non-esensial mengalami penurunan tajam.
Saham produsen otomotif besar seperti Ford dan General Motors yang sebelumnya terpukul oleh ancaman tarif mulai bangkit dan memangkas kerugian mereka.
Indeks Volatilitas Cboe, yang dikenal sebagai indikator kecemasan pasar, sempat mencapai level tertinggi dalam sepekan sebelum akhirnya turun.
Tekanan di pasar saham telah meningkat sejak pekan lalu setelah startup China, DeepSeek, mengumumkan terobosan dalam pengembangan kecerdasan buatan berbiaya rendah. Kejutan ini mengguncang saham teknologi, termasuk Nvidia dan indeks semikonduktor yang turut melemah.
“Dengan adanya ketidakpastian akibat kebijakan tarif dan guncangan dari DeepSeek pekan lalu, investor kini mulai beralih dari sektor perangkat keras ke perangkat lunak,” kata Schleif.
Investor juga berbondong-bondong ke aset safe haven, mendorong imbal hasil obligasi AS turun dan harga emas spot mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.