Bisnis.com, JAKARTA — Perdagangan saham LQ45 dengan konstituen baru resmi dimulai hari ini, Senin (3/2/2025). Pergerakan saham anggota baru indeks LQ45 dan eks anggota LQ45 tercatat bervariasi.
Melansir data RTI Infokom, pergerakan saham-saham anggota baru LQ45 seperti MAPA, CTRA, dan JPFA turun ke zona merah satu jam setelah pembukaan perdagangan. Di sisi lain, pergerakan saham eks LQ45 bergerak bervariasi hari ini.
Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) menjadi saham anggota baru LQ45 dengan penurunan terdalam hari ini. Saham JPFA turun 2,26% ke level Rp1.950 per saham.
Setelah JPFA, saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) juga melemah satu jam setelah pembukaan perdagangan hari ini. Saham CTRA turun 2,03% ke level Rp965 per saham.
Adapun saham PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) juga turun hari ini. Saham MAPA melemah 0,53% ke level Rp965 per saham.
Sementara itu, saham eks anggota LQ45 bergerak bervariasi hari ini. Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel naik 3,12% ke level Rp660 per saham.
Di sisi lain, dua saham lainnya melemah pada pagi ini. Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) turun 1,7% ke level Rp5.775 per saham.
Demikian pula dengan saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang melemah 2,54% ke level Rp115 per saham.
Adapun dalam indeks LQ45, saham MAPI menjadi top gainers dengan meningkat 1,17% ke level Rp1.300, disusul dengan EXCL naik 0,88% ke level Rp2.290, dan MBMA naik 0,52% ke level Rp384 per saham.
Sementara itu, saham BMRI menjadi saham dengan penurunan terdalam di indeks paling likuid ini. Saham BMRI turun 3,73% ke level Rp5.800 per saham.
Penurunan juga terjadi terhadap saham INCO yang melemah 3,67% ke level Rp2.890 dan KLBF turun 3,56% ke level Rp1.220 per saham.
Di sisi lain, IHSG juga tercatat bergerak melemah satu jam setelah pembukaan perdagangan. IHSG sempat menyentuh level terendah 6.994.81 pada perdagangan hari ini.
Tercatat sebanyak 147 saham menguat, 408 saham melemah, dan 218 saham bergerak stagnan satu jam setelah pembukaan perdagangan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.