Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis menilai positif penyesuaian ulang atau rebalancing indeks LQ45 yang diumumkan BEI pada Kamis (23/1/2025).
Dalam penyesuaian ulang kali ini, Bursa Efek Indonesia memasukkan saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) ke dalam indeks paling likuid tersebut.
Bursa menyebut periode efektif konstituen indeks LQ45 yang baru akan berlaku mulai 3 Februari 2025 hingga 30 April 2025.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan berpendapat masuknya 3 emiten baru ini ke dalam indeks LQ45 bakal ikut mengerek likuiditas perseroan mendatang.
Apalagi, kata Felix, tren suku bunga BI yang mulai stabil dan cenderung menurun belakangan bakal ikut menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kinerja dan pergerakan saham anggota baru LQ45 nanti.
“Selain itu, masuknya ke indeks LQ45 biasanya meningkatkan likuiditas saham karena menarik perhatian investor institusional dan pengelola indeks,” kata Felix saat dihubungi Bisnis, Kamis (23/1/2025).
Felix menambahkan setiap emiten memiliki keunggulan di sektor usahanya masing-masing. Kendati demikian, Felix menambahkan, harga saham JPFA cenderung fluktuatif.
“Masuknya JPFA ke LQ45 bisa meningkatkan sentimen positif, meski fundamentalnya harus terus dipantau,” kata Felix.
Di sisi lain, MAPA turut mendapat katalis positif dengan bergabung ke dalam indeks tersebut. Menurutnya, volume perdagangan MAPA bakal lebih likuid kendati relatif lebih rendah ketimbang saham-saham besar lainnya.
Sementara itu, Technical Analyst dari BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Reyhan Pratama memiliki pandangan yang positif untuk prospek CTRA. Menurut Reyhan, CTRA mendapat katalis positif dari pemulihan sektor properti dan penurunan suku bunga.
“Secara teknikal posisi harga mulai bergerak di atas MA20 dan berpotensi menguji resistance Rp1.030 dan Rp1.070, support Rp935. Rekomendasi buy dengan target harga Rp1.030, Rp1.070,” kata Reyhan saat dihubungi Bisnis, Kamis (23/1/2025).
Selain itu, Reyhan berpendapat, JPFA mendapat katalis positif dari dukungan program food estate dan makan bergizi gratis (MBG). Menurut Reyhan, saham JPFA masih dalam trend bullish.
BRIDS menyematkan rekomendasi beli dengan target harga Rp2.030 per saham dan Rp2.190 per saham. Selain itu, batas toleransi untuk saham JPFA berada di level Rp1.075 per saham.
“MAPA turut menawarkan potensi pertumbuhan laba bersih 14,9% YoY melalui ekspansi toko agresif, meski valuasi lebih tinggi dibandingkan beberapa emiten lain,” katanya.
Kocok ulang konstituen saham paling likuid ini belakangan menjadi krusial di tengah kinerja indeks sepanjang 2024 yang relatif minus terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan atau IHSG.
Seperti diketahui, indeks LQ45 berada di bawah capaian atau underperform terhadap IHSG yang juga terkoreksi 2,65% sepanjang 2024 ke level 7.079.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar turut menyoroti peforma indeks LQ45 yang minus 15,6% sepanjang tahun 2024.
Mahendra menuturkan peforma minus indeks saham pilihan itu menunjukkan volatilitas yang tinggi dari pasar saham global sepanjang tahun lalu.
“Indeks LQ45 biasanya menjadi rujukan investasi fund manager global dan domestik justru melemah 15,6%,” kata Mahendra dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2025 di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, lima saham yang menjadi penekan utama LQ45 pada 2024 ialah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang merosot 22,42%, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) -27,38%, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) -12,63%, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) -39,96%, dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang turun 17,65%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.