Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Ditutup Menghijau, Dipicu Kebijakan Trump

Bursa Asia ditutup menguat pada Rabu (22/1/2025) seiring dengan pengumuman Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan investasi dalam kecerdasan buatan (AI).
Papan indeks Bursa Efek Thailand (SET) dalam papan elektronik bursa di Bangkok./Bloomberg-Taylor Weidman
Papan indeks Bursa Efek Thailand (SET) dalam papan elektronik bursa di Bangkok./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia ditutup menguat pada Rabu (22/1/2025) seiring dengan pengumuman kebijakan terbaru Presiden AS Donald Trump termasuk untuk meningkatkan investasi dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) saat sentimen tarif dagang terlihat lebih longgar dari bayangan awal.

Mengutip Bloomberg, beberapa bursa di Asia yang terpantau menguat di antaranya Jepang dengan indeks Topix yang ditutup naik 0,87% ke 2.737,19. Saham di Tokyo mengalami kenaikan paling tinggi di kawasan Asia setelah Trump mengumumkan dorongan investasi baru untuk kecerdasan buatan yang dipimpin oleh SoftBank Group Corp., OpenAI LLC, dan Oracle Corp. dari Jepang.

Selanjutnya, indeks Kospi Korea Selatan juga ditutup menguat 1,15% ke 2.547,06, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,33% ke level 8.429,79. Kemudian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia juga menguat 0,96% ke level 7.250,43.

Sebaliknya, bursa China anjlok setelah Presiden AS mengatakan bahwa dia masih mempertimbangkan tarif 10% untuk semua barang dari negara tersebut. Indeks Komposit Shanghai ditutup melemah 0,89% ke level 3.213,62, sementara itu indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi 1,63% ke level 19.778,77.

Kekuatan yang berbeda yang mendorong pasar keuangan global menggarisbawahi pertanyaan sulit yang harus dipertimbangkan oleh investor selama beberapa bulan mendatang. Pemerintahan Trump diperkirakan akan melanjutkan perombakan kebijakan yang menyeluruh.

Dua hari pertama Trump menjabat sebagian besar mendukung sentimen, karena investor memusatkan perhatian pada kebijakan pro-bisnisnya, risiko tarif langsung surut.

"Saya masih melihat jalur yang paling mudah, meskipun bergejolak, mengarah ke atas di Wall Street," kata Michael Brown, seorang ahli strategi riset senior di Pepperstone Group Ltd.

Dia melanjutkan, pemerintahan yang akan datang memiliki insentif untuk menjaga pasar tetap bergairah, mengingat bagaimana kinerja Dow cenderung menjadi tolok ukur pribadi Trump atas keberhasilannya sendiri. Pertumbuhan ekonomi yang solid dan pendapatan yang kuat kemungkinan memastikan bahwa reli tetap utuh.

Penurunan saham China mengejutkan beberapa pelaku pasar. China terhindar dari dampak kebijakan Trump yang terburu-buru, dengan komentar tarif besar pertamanya yang justru menargetkan Kanada dan Meksiko.

"Kami melihat kemunduran yang cukup luas hari ini yang mengejutkan saya," kata Nigel Peh, seorang manajer portofolio di Timefolio Asset Management Co.

Peh menyebut, tarif 10% terhadap China sebagai pendekatan yang lebih bertahap dengan dampak lebih baik daripada yang ditakutkan.

"Ada kemungkinan orang-orang hanya menggunakan alasan apa pun untuk mengambil untung," lanjutnya.

Wakil Perdana Menteri China, Ding Xuexiang, mengatakan pada Forum Ekonomi Dunia tahunan di Davos, Swiss, bahwa negaranya akan memperluas impor untuk mempromosikan perdagangan yang seimbang.

Sementara itu, Presiden Xi Jinping memuji hubungan dengan Rusia selama panggilan video dengan Vladimir Putin saat ia mendesak kerja sama yang lebih dalam dalam menanggapi ketidakpastian eksternal.

Pada perkembangan lain di Asia, Bank of Japan dikabarkan akan segera memutuskan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakannya minggu ini. Hal tersebut mendukung spekulasi baru-baru ini bahwa bank akan menaikkan sebesar 25 basis poin

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper