Bisnis.com, JAKARTA – Indeks BUMN 20 sepanjang tahun lalu berkinerja jeblok. Pada 2025, indeks emiten pelat merah itu dinilai memiliki prospek cerah didorong penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) serta ancang-ancang tebaran dividen jumbo.
Berdasarkan data Bloomberg Terminal, indeks BUMN 20 atau IDX BUMN 20 mencatatkan kinerja jeblok, turun 15,12% sepanjang 2024 ditutup di level 353,38 pada penutupan perdagangan terakhirnya per 30 Desember 2024.
Jebloknya IDX BUMN 20 pada 2024 didorong oleh lesunya saham sejumlah emiten pelat merah. Harga saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) misalnya ambrol 27,2% sepanjang 2024. Lalu, harga saham PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) melorot 47,51% sepanjang 2024.
Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) juga melorot 22,42% serta harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 15,2% sepanjang 2024.
Namun, awal tahun ini, IDX BUMN 20 bergeliat. Pada perdagangan hari ini, Jumat (17/1/2025), IDX BUMN 20 menguat tipis 0,1% ke level 353,46. IDX BUMN 20 pun menguat 0,2% sejak perdagangan perdana tahun ini atau secara year to date (ytd).
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan indeks BUMN 20 memang menunjukkan kinerja positif sejauh ini, didorong oleh saham-saham bank jumbo, terutama dari kelompok himpunan bank milik negara (Himbara) yang menggeliat pasca pengumuman suku bunga acuan BI.
Baca Juga
BI memang telah memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya atau BI rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 14—15 Januari 2025. BI rate dipangkas 25 basis poin menjadi 5,75% setelah sebelumnya berada di level 6%.
Dalam sepekan perdagangan terakhir saat BI memangkas suku bunga acuannya, saham Himbara yang masuk ke dalam kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV memang menggeliat.
Harga saham BBRI misalnya naik 2,76% dalam sepekan perdagangan terakhir ke level Rp4.090 per lembar pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (17/1/2026).
PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) juga mencatatkan penguatan harga saham 5,86% dalam sepekan ke level Rp5.875 dan BBNI mencatatkan penguatan harga saham 4,2% ke level Rp4.470 per lembar.
"Kinerja positif ini nampaknya mencerminkan sentimen pasar yang optimistis terhadap sektor perbankan, di mana kenaikan suku bunga acuan biasanya memberikan dampak positif terhadap margin bunga bersih [net interest margin/NIM] bank," ujar Felix kepada Bisnis pada Jumat (17/1/2025).
Ia menilai IDX BUMN 20 pun memiliki prospek kinerja moncer pada 2025. "Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan seperti suku bunga, kinerja perbankan, dan pembagian dividen," kata Felix.
Sejumlah emiten pelat merah memang tengah ancang-ancang menebar dividen untuk tahun buku 2024 dalam beberapa bulan ke depan. Adapun, tebaran dividen BUMN ini diproyeksikan masih tinggi sejalan dengan target pemerintah selaku pemegang saham.
Kementerian BUMN sendiri telah menargetkan setoran dividen BUMN 2025 yakni sebesar Rp90 triliun. Sementara, untuk 2024, Kementerian Keuangan mencatat setoran dividen BUMN yang masuk dalam pos kekayaan negara dipisahkan, mencapai Rp86,38 triliun. Realisasi itu tumbuh 5,93% secara tahunan (year on year/yoy) atau mencerminkan 100,62% dari target pemerintah.
Head Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas memandang bahwa kenaikan setoran dividen BUMN 2025 akan menjadi katalis positif bagi saham emiten pelat merah karena adanya asumsi pertumbuhan kinerja ke depan.
“Artinya, ada asumsi kinerja akan bertumbuh karena kenaikan rasio pembayaran dividen. Respons pasar juga positif atas target tersebut,” ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Berkaca pada tahun lalu, sejumlah BUMN pun menebar dividen dengan rasio tebaran atau dividen payout ratio yang tinggi, lebih dari 50%. BBRI misalnya memanfaatkan 80% laba tahun buku 2023 atau sebesar Rp48,1 triliun untuk dividen tunai yang ditebar tahun lalu.
Tahun ini, BBRI pun baru saja menebar dividen interim atas kinerja laba sampai kuartal III/2024. Tebaran dividen interim BBRI itu mencapai Rp135 per lembar atau nilai total Rp20,46 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan tebaran dividen interim merupakan bentuk apresiasi terhadap para pemegang saham dalam momentum milad ke-129 tahun BRI, sekaligus mencerminkan kinerja perseroan yang sehat.
Tahun lalu, BMRI juga membagikan dividen tunai 60% dari total laba bersih tahun buku 2023 atau Rp33,03 triliun. Selain itu, TLKM membagikan dividen tunai sebesar 72% dari laba bersih 2023 atau sejumlah Rp17,68 triliun kepada pemegang sahamnya pada tahun lalu.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.