Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia diperkirakan menguat pada perdagangan Kamis (16/1/2025) setelah data inflasi inti AS melandai dan meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini.
Melansir Bloomberg, kontrak berjangka saham Australia, Jepang, dan Hong Kong menunjukkan lonjakan tajam. Indeks S&P 500 ditutup menguat 1,8% pada perdagangan Rabu, kinerja terbaik sejak Pilpres AS November 2024.
Pasar obligasi AS juga bergairah, dengan imbal hasil surat utang Treasury bertenor 10 tahun turun hingga 14 basis poin.
Indeks dolar AS melemah seiring penurunan imbal hasil, sementara yen Jepang mencatat penguatan 0,9%, level terkuat sejak November. Di Australia, imbal hasil obligasi meningkat pada awal perdagangan Kamis.
Katalis utama pergerakan pasar adalah data indeks harga konsumen (IHK/CPI) inti AS Desember yang mencatat kenaikan lebih rendah dari proyeksi, memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin segera memangkas suku bunga.
Pedagang swap kini memperkirakan pemangkasan suku bunga penuh pada bulan Juli, jauh berbeda dibandingkan proyeksi pekan lalu yang memprediksi pelonggaran baru dimulai September atau Oktober.
Baca Juga
“Sentimen pasar yang sebelumnya tegang menghasilkan lonjakan signifikan pascarilis data CPI,” jelas Steve Sosnick dari Interactive Brokers.
Kenaikan ini meluas ke berbagai aset, termasuk pasar komoditas dan mata uang, memberikan gambaran lebih optimistis untuk perekonomian global.