Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau belum berdaya pada awal tahun ini. Salah satu perkembangan yang ditunggu investor adalah momen menjelang pelantikan Presiden AS Donald Trump.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat sebesar 0,34% atau 24,28 poin ke posisi 7.088,87 pada perdagangan Jumat (10/1/2025).
IHSG dibuka di level 7.076,90 dan sempat bergerak ke level terendah 7.074,14 dan ke level tertinggi 7.121,63. Saat penutupan, sebanyak 330 saham menguat, 265 saham menurun, dan 357 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar mencapai Rp12.403 triliun.
Investor asing terpantau mencatatkan nilai jual bersih harian Rp201,56 miliar pada Jumat (10/1) dan akumulasi net sell senilai Rp2,94 triliun sepanjang 2025.
Saham berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) naik 2,20% ke level harga Rp10.450, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik 2,11% ke level Rp8.450. Lalu disusul, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) naik 1,73% ke level Rp 20.600.
Lalu, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) bergerak melemah 1,09% ke level Rp6.800, dan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) melemah 1,65% ke level Rp17.875. Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) juga menukik turun 0,85% menuju level Rp2.320.
Mandiri Sekuritas memprediksi pasar saham bakal menghadapi tantangan dan risiko menjelang pelantikan Donald Trump menjadi Presiden AS bulan ini.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menjelaskan pasar saham akan mengalami the waiting game menunggu kondisi lebih pasti di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan domestik.
"IHSG menghadapi tekanan strategi bottom-up dan pada keadaan seperti ini sangat penting bagi investor untuk berfokus pada sektoral saat memasuki tahun 2025," kata Oki, baru-baru ini.
Oki melanjutkan Mandiri Sekuritas mendorong para investor untuk berkonsentrasi pada area dengan perputaran uang yang akan meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendanaan menghadapi kondisi likuiditas yang masih ketat.
Selain itu, volatilitas yang besar mungkin akan terus terjadi sampai adanya kepastian yang lebih besar. Oki melihat dari sisi risiko masih akan dipengaruhi oleh sentimen global dari hasil Pemilu di AS dengan kemenangan Trump dan eskalasi konflik geopolitik.
Menurut Mandiri Sekuritas, kebijakan fiskal Trump seperti pemangkasan pajak dan kenaikan tarif impor barang dan jasa dari luar diperkirakan dapat berdampak terhadap kenaikan inflasi serta perlambatan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
"Jadi itu, faktor geopolitik itu sangat menentukan sekali. Tetapi kita di Indonesia tetap bagaimana kita meningkatkan likuiditas di pasar modal kita," ucapnya.
Oki juga menuturkan saat ini kondisi makro ekonomi Indonesia masih sangat kuat dan tidak memiliki masalah untuk mendorong laju IHSG. Saat ini, lanjut dia, pekerjaan rumah dari pelaku pasar modal seperti sekuritas adalah menghadirkan IPO berkualitas.
Adapun Mandiri Sekuritas menurut Oki memproyeksikan IHSG pada akhir tahun 2025 ada pada level 8.150, dengan kisaran 7.140-8.590. Sejumlah sektor yang disukai Mandiri Sekuritas seperti konsumsi, pangan, properti, telekomunikasi, transportasi, dan retail.
Sementara itu, di kuartal II/2025, Mandiri Sekuritas merekomendasikan saham-saham dari sektor seperti perbankan, otomotif, dan retail untuk dicermati.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.