Bisnis.com, JAKARTA – Harga aset kripto bitcoin diproyeksikan akan terjun bebas pada tahun ini. Sebab, terjadi silang pendapat antara Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump dan bank sentral AS, The Fed.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga bitcoin sempat melonjak seiring dengan terpilihnya Trump menjadi Presiden AS per November 2024. Saat itu, harga bitcoin menyentuh level US$100.000 per koin.
Namun, setidaknya dalam kurun waktu sebulan terakhir terjadi penurunan harga bitcoin. Pada perdagangan terbarunya, harga bitcoin telah turun 5,54% dalam 24 jam terakhir ke level US$95.230 per koin.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai aset kripto terbesar itu kemungkinan akan terus mengalami koreksi yang signifikan. Terdekat, bitcoin diproyeksikan akan menyentuh level US$91.080.
Kemudian, bitcoin bisa menyentuh level US$72.900. Lalu, bitcoin menyentuh level US$54.181. "Ada kemungkinan besar bitcoin juga terjun bebas ke US$44.181," kata Ibrahim pada Rabu (8/1/2025).
Penyebab ambrolnya harga bitcoin menurutnya adalah beda pendapat antara Trump dan The Fed. Trump telah mengisyaratkan akan membuat cadangan strategis bitcoin AS. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pihaknya tidak ingin terlibat dalam upaya pemerintah untuk menimbun bitcoin dalam jumlah besar.
Baca Juga
"Di sisi lain, di AS, aset kripto mengalami permasalahan ribuan pengaduan. Jadi ada kemungkinan bank sentral tidak setuju [rencana Trump] karena tidak mau kecolongan," tutur Ibrahim.
Meski begitu, sebelumnya Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menilai penurunan harga bitcoin baru-baru ini tidak menggoyahkan keyakinan pasar terhadap prospek pertumbuhan kripto.
"Terlebih, pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump memberikan sinyal dukungan terhadap sektor kripto, yang diharapkan membawa regulasi yang lebih jelas di tahun mendatang,” ujarnya dalam keterangan tertulis pekan lalu (3/1/2025).