Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 41 emiten melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024. Meski lebih dari separuh saham baru ini menorehkan penurunan harga, tak sedikit pula yang mencatatkan kinerja kinclong dengan kenaikan menyentuh 300%.
Realisasi IPO sepanjang 2024 sendiri lebih sedikit daripada target yang dipatok BEI di angka 62 emiten baru. Namun IPO dengan emisi jumbo tak lantas absen pada 2024. Terlihat dari penghimpunan dana senilai Rp4,32 triliun yang diraih emiten batu bara PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dan pengelola jaringan ritel MR. DIY PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY) yang meraih dana IPO Rp4,15 triliun.
Adapun, dari deretan perusahaan yang melakukan IPO tahun ini, tujuh emiten masuk ke papan utama, 31 emiten masuk ke papan pengembangan, dan tiga emiten masuk ke papan akselerasi.
Bisnis mencatat mayoritas saham-saham dari perusahaan IPO tahun ini menorehkan kinerja jeblok. Sampai perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/12/2024), terdapat 23 emiten baru yang mencatatkan pelemahan harga saham, satu saham berkinerja stagnan.
Sementara itu, 17 saham IPO yang memperlihatkan kinerja harga yang kinclong pada tahun ini. Salah satu emiten baru yang berkinerja positif adalah PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ). Harga saham emiten yang bergerak di sektor energi ini melesat tajam 333,64% sejak IPO dan ditutup di level Rp4.770 per lembar pada perdagangan terakhir, Jumat (27/12/2024).
PT Remala Abadi Tbk. (DATA) pun berkinerja moncer. Harga saham DATA melesat 205,56% dan ditutup di level Rp770 per lembar pada perdagangan terakhir.
Baca Juga
Harga saham PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA) juga melesat 169,03% sejak IPO hingga ditutup di level Rp304 pada perdagangan terakhir.
Sejumlah emiten besar yang melantai di Bursa pada tahun ini juga memperlihatkan kinerja moncer. Sebut saja AADI yang mencatatkan penguatan harga saham 22,93% sejak IPO hingga ke level Rp8.175 per lembar. MDIY juga mencatatkan penguatan harga saham sebesar 5,92% sejak IPO dan kini parkir ke level Rp1.790 per lembar.
BEI sendiri mencatat masih ada 22 calon perusahaan dalam antrean (pipeline) pencatatan saham. Perinciannya, 19 perusahaan beraset skala besar atau di atas Rp250 miliar, satu perusahaan aset kecil di bawah Rp50 miliar, dan dua perusahaan aset skala menengah di antara Rp50 miliar-Rp250 miliar.
Sementara itu, data e-IPO memperlihatkan terdapat delapan calon emiten yang sedang dalam proses IPO dan dijadwalkan melantai di Bursa pada awal 2025.
Kedelapan calon emiten itu antara lain PT Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk. (KSIX), PT Hero Global Investment Tbk. (HGII), PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT), PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC), serta PT Delta Giri Wacana Tbk. (DGWG).
Selain itu, anak usaha PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), yakni RATU dan anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yakni CBDK pun berencana melantai di Bursa pada awal 2025.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai terdapat beberapa calon emiten yang cukup menarik bagi investor, di antaranya anak usaha PANI yakni CBDK dan anak usaha RAJA, yakni RATU.
"Masing-masing [CBDK dan RATU] punya exposure besar dari PANI dan RAJA. Selain itu secara segmentasi bisnis kedua saham IPO tersebut masih tergolong cukup menarik. Kinerjanya pun masih tergolong cukup atraktif," tutur Miftahul kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan investor akan siap menyambut perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa pada tahun depan. Ia mengatakan pasar IPO tidak hanya diminati oleh investor institusional, tetapi kian semarak oleh kehadiran investor ritel.
Ike mengatakan investor sudah mulai melek terhadap prospek saham IPO. Saham-saham ini dinilai tetap menarik meski pergerakannya cenderung volatil.
"Memang menarik, akan tetapi high-risk, high-return. Kalau kita lihat, walaupun memang setelah 8 bulan IPO, itu biasanya harga saham yang baru banget, biasanya turun. Namun, pada saat mereka masuk di harga penawaran pertama kali, kemudian listing dan ada kenaikan per 3 hari itu sudah lumayan. Hal inilah yang menjadi euforia di pelaku pasar," ujar Ike dalam acara Premuim Talk "Prospek Pasar Modal 2025” pada beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, dia mengatakan investor tetap perlu mencermati fundamental atau kualitas perusahaan IPO. Ia berharap calon perusahaan yang IPO pada 2025 didominasi perusahaan berskala besar.
Berikut daftar saham pendatang baru IPO 2024 yang berkinerja kinclong sampai 27 Desember 2024:
1. NEST: Rp408 (+51,11%)
2. GUNA: Rp298 (+47,52%)
3. SPRE: Rp202 (+47,45%)
4. DATA: Rp770 (+205,56%)
5. AREA: Rp197 (+41,73%)
6. MKAP: Rp230 (+48,39%)
7. MEJA: Rp304 (+169,03%)
8. LIVE: Rp176 (+1,15%)
9. ALII: Rp382 (+12,35%)
10. MANG: Rp95 (+5,56%)
11. BLES: Rp248 (+0,81%)
12. DOSS: Rp195 (+7,14%)
13. NAIK: Rp192 (+33,33)
14.BOAT: Rp202 (+49,63%)
15. DAAZ: Rp4.770 (+333,64%)
16. AADI: Rp8.175 (+22,93%)
17. MDIY: Rp1.790 (+5,92%)
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.