Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melemah bersama dengan pasar saham karena pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melemah 0,3% ke level US$2.644,03 per troy ounce pada akhir perdagangan Selasa (17/12/2024).
Pasar menantikan keputusan kebijakan The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir Rabu (18/12/2024), diikuti dengan pengumuman bank sentral Jepang dan Inggris pekan ini.
Pelaku pasar hampir sepenuhnya memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin. Namun, mereka akan fokus pada bahasa para pembuat kebijakan untuk mendapatkan petunjuk mengenai prospek suku bunga pada 2025.
Harga emas telah menguat lebih dari 28% tahun ini dan akan menjadi penguatan tahunan terbesar sejak 2010. Lonjakan harga emas telah ditopang oleh pelonggaran kebijakan di AS, permintaan safe haven, dan pembelian berkelanjutan oleh bank-bank sentral dunia.
Kepala riset komoditas global Citigroup Inc Max Layton mengatakan bahwa meskipun inflasi lebih tinggi atau lebih rendah dari perkirakan, emas tetap akan mendapatkan keuntungan dari penurunan ekonomi AS dan suku bunga yang lebih rendah.
Baca Juga
“Emas berada dalam situasi Goldilocks,” ungkap Layton seperti dikutip Bloomberg, Rabu (18/12).
Perhatian juga tertuju pada proyeksi ekonomi The Fed terbaru dalam FOMC serta dot plot atau ekspektasi suku bunga para pejabat The Fed hingga 2025 dan 2026.
Analis pasar Forex.com Fawad Razaqzada mengatakan yang menjadi pertanyaan pasar saat ini adalah apakah the Fed akan menjadi lebih hawkish atau lebih dovish dari apa yang diharapkan pasar saat ini.
”Karena agenda Trump, orang-orang mengharapkan The Fed untuk lebih berhati-hati dalam hal keterbukaan terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahap ini,” jelas Razaqzada seperti dikutip Reuters.
Menurut FedWatch CME, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin minggu ini mencapai 95%, tetapi peluang penurunan pada Januari 2025 hanya sekitar 16%.
“Menjelang pertemuan the Fed, risiko untuk emas sebenarnya condong ke sisi negatifnya,” kata Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse by OANDA.