Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kongsi Garibaldi ‘Boy’ Thohir & TP Rachmat PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA) memproyeksikan pendapatan perseroan sampai akhir 2024 bisa menyentuh di level US$300 juta sampai dengan US$310 juta.
Direktur & CFO ESSA Prakash Chand Bumb mengatakan pertumbuhan pendapatan itu ditopang oleh pasar amonia dan LPG yang stabil pada akhir tahun ini.
“Ekspektasi pendapatan tahun 2024 adalah sekitar US$300 juta sampai dengan US$310 juta,” kata Prakash saat public expose daring, Rabu (11/12/2024).
Di sisi lain, kata Prakash, kinerja keuangan ESSA pada tahun depan diperkirakan bakal tumbuh positif seiring dengan outlook pasar yang stabil mendatang.
“Faktor yang memengaruhi adalah harga komoditas internasional untuk LPG dan ammonia, jadi kami percaya ini akan tetap stabil untuk tahun depan juga,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, ESSA mencatatkan kenaikan laba yang signifikan pada kuartal ketiga 2024, kendati harga amoniak terkoreksi cukup lebar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan per 21 Oktober 2024, ESSA mencatatkan laba bersih yang dapat diatribukan kepada pemilik entitas induk sebesar US$33,56 juta atau sekitar Rp520,43 miliar (asumsi kurs Rp15.505 per dolar AS).
Torehan laba itu melesat tajam 243,69% dari posisi yang dicatatkan ESSA pada periode yang sama tahun sebelumnya di level US$9,76 juta.
Laba yang tumbuh signifikan itu didorong oleh torehan pendapatan sebesar US$230,11 juta, relatif terkoreksi tipis dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di level US$232,63 juta.
Pendapatan ESSA itu sebagian besar berasal dari kontrak penjualan amoniak ke Genesis Corporation dengan nilai mencapai US$199,53, relatif terkoreksi tipis 1,3% dari pencatatan penjualan periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$199,31 juta.
Sementara itu, penjualan LPG kepada PT Pertamina Patra Niaga sampai triwulan ketiga 2024 mencapai US$30,88 juta, relatif naik tipis dari periode tahun sebelumnya di level US$30,44 juta.