Bisnis.com, JAKARTA — Skema merger antara PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Telecom (ST) akhirnya terungkap. Tiga korporasi di sektor operator telekomunikasi itu akan digabungkan dan XL menjadi entitas yang menerima penggabungan.
Dalam prospektus merger yang dipublikasikan Rabu (11/12/2024), manajemen tiga korporasi itu menyampaikan merger XL, Smartfren, dan ST ditempuh dengan pertimbangan manfaat strategis, operasional, dan keuangan yang signifikan.
Adapun, transaksi penggabungan usaha antara XL, Smartfren, dan ST akan ditempuh dengan membentuk perusahaan yang menerima penggabungan.
“XL akan menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dan Smartfren dan Smart Telecom akan dibubarkan berdasarkan hukum setelah penyelesaian penggabungan,” tulis manajemen dikutip Rabu (11/12/2024).
Sebagai perusahaan yang menerima penggabungan, XL akan mengubah nama perusahaannya menjadi PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL).
Prosedur merger itu telah disepakati oleh XL, Smartfren, ST, Axiata Investments, Stellar, PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera, PT Sinar Mas Tunggal, dan Anchor melalui penandatanganan Perjanjian Penggabungan Bersyarat pada 10 Desember 2024. Sebagai informasi, Stellar merupakan pemegang saham Sinar Mas dengan Franky O. Widjaja sebagai penerima manfaat akhir.
Konversi saham Smartfren dan ST menjadi saham EXCL akan dihitung dengan rasio sebesar 1,000/ 0,011/ 0,005 berdasarkan nilai transaksi yang dinegosiasikan dan ditentukan antara para pihak dan menggunakan nilai ekuitas masing-masing per 30 September 2024.
Nilai tersebut diperoleh dengan menerapkan kelipatan berdasarkan kinerja pasar terhadap EBITDA historis 12 bulan terakhir yang telah disesuaikan dikurangi dengan utang bersih masing-masing XL, Smartfren, dan ST.
“Harga saham penggabungan XL disepakati Rp2.350 per saham.”
Setelah konversi saham dalam rangka merger dan transaksi penyetaraan, Stellar sebagai pemegang saham Smartfren dan ST akan memiliki 34,8% saham XL. Sementara itu, kepemilikan saham Axiata Investment terdilusi menjadi sebanyak 34,8% saham XL.
XL juga menggelar buyback bagi investor minoritas yang menentang merger tersebut dengan nilai pembelian kembali Rp2.350 per saham.
Lebih lanjut, pembentukan perusahaan yang menerima penggabungan diharapkan menghasilkan efisiensi operasional, efisiensi ekonomi, dan pengurangan biaya. Selain itu, merger diharapkan memperkuat strategi bisnis secara keseluruhan dan mamperkuat struktur permodalan.
Aksi korporasi diharapkan memberikan kesempatan untuk menciptakan nilai yang signifikan bagi kedua perusahaan, pemegang saham masing-masing, pelanggan, dan semua pemangku kepentingan yang terlibat.
“Penggabungan ini akan menciptakan perusahaan yang menerima penggabungan dengan skala yang lebih besar dan struktur biaya yang lebih efisien,” lanjutnya.
Lebih lanjut, merger XL, Smartfren, dan ST dinilai membuka potensi mempercepat investasi dalam jaringan, meningkatkan kualitas layanan. Manajemen juga berargumen bahwa aksi korporasi tersebut berpotensi meningkatkan inovasi produk dan layanan dengan cara yang tidak mungkin dilakukan oleh XL, Smartfren, dan ST secara mandiri.