Bisnis.com, JAKARTA —Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) kembali menyentuh level auto reject atas (ARA) pada perdagangan hari ini, Senin (9/12/2024). Sejak listing pada Kamis (5/12/2024), saham AADI sudah tiga kali berturut-turut naik nyaris 20%.
Merujuk data Bursa Efek Indonesia, saham AADI melonjak 1.575 poin atau 19,75% ke level Rp9.550 pada perdagangan pagi ini. Sebelumnya, saham AADI melonjak 19,82% ke level Rp6.650 pada Kamis (5/12/2024) dan melambung 19,92% ke level Rp7.975 per saham pada Jumat (6/12/2024).
Dengan demikian, saham AADI sudah tiga kali mengalami auto reject atas (ARA) sesuai aturan perdagangan BEI. Di level harga saat ini, saham anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) itu sudah melesat 72,07% dari harga yang dibanderol saat initial public offering (IPO), yakni Rp5.550 per saham.
Dalam penawaran umum saham perdana atau IPO, AADI tercatat menawarkan sebanyak 778,6 juta saham, atau sebesar 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh AADI. Dengan harga pelaksanaan Rp5.550 per saham, AADI meraih dana IPO Rp4,31 triliun.
Sebagaimana diketahui, sekitar 37,23% dana IPO AADI akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman oleh perseroan kepada perusahaan anak, yaitu PT Maritim Barito Perkasa (MBP) untuk kegiatan investasi dan kegiatan korporasi lainnya.
Lalu, sekitar 14,89% dari dana IPO akan digunakan oleh AADI untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 3 Mei 2024 dengan PT Adaro Indonesia.
Sisanya sebanyak 47,88% akan digunakan oleh AADI untuk pembayaran kembali kepada ADRO atas sebagian pokok atas pinjaman berdasarkan Perjanjian Pinjaman tanggal 24 Juni 2024.
Usai IPO, ADRO akan melaksanakan penawaran umum terhadap pemegang saham atau PUPS AADI. Dalam PUPS ini, setiap pemegang saham yang memiliki 4.389 saham ADRO, akan mendapatkan 1.000 hak membeli saham.
Setiap satu hak membeli saham dapat digunakan untuk membeli satu saham AADI dengan harga penawaran Rp5.960 per saham. Masa penawaran PUPS AADI akan berlangsung sejak 6 Desember 2024 sampai dengan 10 Desember 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.